Portalika.com [SURAKARTA] – Tim para bulutangkis Indonesia memasang target untuk menjadi juara umum dalam ajang Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 di GOR Indoor Manahan, Kota Solo, 29 Oktober hingga 2 November 2025.
Total ada 16 pebulutangkis terbaik yang menjadi wakil Indonesia dalam kejuaraan grade 2 level 1 ini. Jumlah tersebut memang kalah dari India yang membawa 42 atlet ke Kota Solo.
Meski begitu, atlet-atlet yang menjadi unggulan Indonesia masih tak terbendung. Suryo Nugroho yang tak masuk unggulan nomor tunggal putra klasifikasi SU5 berhasil mengatasi perlawanan atlet India, Chirag Baretha, dengan dua set langsung, 21-12, 21-10.
Dua pasangan ganda campuran, Hikmat Ramdani/Leani Ratri (SL3-SU5) dan Subhan/Rina Marlina (SH6) tanpa kesulitan mengatasi perlawanan lawan-lawannya.
Hikmat/Ratri menang atas wakil Perancis, Abdoullah Bella/Caroline Bergeron dengan kedudukan 21-9, 21-9 dan Subhan/Rina mengalahkan wakil Thailand, Natthapong Meechai/Chai Saeyang dengan 21-12, 21-13.
Pelatih Kepala tim para bulutangkis Indonesia, Jarot Hernowo, mengatakan para atlet telah digembleng dalam pemusatan latihan selama setahun. Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 menjadi sasaran utama masa persiapan, disusul kemudian ASEAN Para Games 2025.
“Secara tim kami memasang target untuk juara umum dan secara individu, karena ini ajang untuk ranking sepuluh besar dunia, maka targetnya harus meraih poin tertinggi,” kata Jarot Hernowo, Rabu, 29 Oktober 2025 petang.
Jarot menilai persaingan untuk menjadi juara umum sangat ketat. Namun, tak ada negara yang benar-benar mendominasi secara menyeluruh.
“Setiap nomor ada pesaing dari negara-negara yang berbeda, karena kita lihat unggulan-unggulan dunia pada datang, seperti dari nomor tunggal putri SL3, tunggal putra SL3 dan dari nomor-nomor kategori kursi roda,” tutur Jarot.
Penetapan target ini turut didukung National Paralympic Committee Indonesia (NPC Indonesia). Meski dari sisi persaingan jauh lebih ketat dari edisi tahun lalu, status juara umum menjadi penting ketika berbicara target jangka panjang menuju Paralimpiade Los Angeles 2028.
“Otomatis semua pemain yang ikut kejuaraan ini, apabila bisa menjadi juara satu, dua ataupun tiga, poin yang akan didapatkan bisa sangat tinggi. Itu akan memudahkan para atlet Indonesia untuk lolos kualifikasi ke Paralimpiade Los Angeles 2028,” jelas Wakil Sekjen NPC Indonesia, Rima Ferdianto.
Ke-16 atlet yang diterjunkan dalam ajang ini wajib memanfaatkan status Indonesia sebagai tuan rumah. Atlet Indonesia tidak perlu beradaptasi dengan cuaca maupun perbedaan waktu yang mempengaruhi kebugaran atlet ketika bertanding.
“Ketika menjadi tuan rumah, kita bisa tampil dengan kekuatan penuh dan kita juga sudah terbiasa dengan cuaca serta kondisi lapangan yang sudah kita benahi,” ucap Rima.
Terpisah, atlet andalan Indonesia, Suryo Nugroho, cukup senang dengan penampilannya pada hari pertama. Namun, Suryo menyadari bahwa persaingan dalam kejuaraan ini sangat ketat.
Apalagi Suryo tak masuk sebagai unggulan di nomor tunggal putra SU5 meski statusnya merupakan peraih medali perak Paralimpiade Paris 2024.
“Alhamdulillah pertandingan pertama masih sesuai planning, saya bisa mengalahkan wakil dari India. Tetapi saya harus mempersiapkan diri lebih baik lagi, masih banyak juga yang harus diadaptasi dan pastinya harus siap capek,” ucapnya.
Selain Suryo, andalan Indonesia di nomor tunggal putra SU5, Warining Rahayu juga cukup senang dengan aksi pertamanya. Dia hanya membutuhkan waktu 22 menit untuk menumbangkan wakil Brasil, Mikaela da Costa Almeii dengan skor 21-5, 21-13.
“Alhamdulillah saya bisa tampil lepas, dari sisi mental juga sudah membaik. Saya akan berusaha sebaik mungkin, apapun itu hasilnya, karena ini kejuaraan level satu yang persaingannya lebih ketat,” ungkap Warining Rahayu.
Total ada 124 atlet dari 25 negara yang mengikuti kejuaraan ini. India menjadi negara dengan wakil terbanyak, yakni 42 atlet. Lalu ada Thailand yang diwakili 11 atlet dan Perancis dengan 10 atlet. (Ariyanto)












Komentar