Portalika.com [ SUKOHARJO] – Tahun 2025 menjadi tahun istimewa bagi warga Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Desa ini menggelar Festival Pranan Jambu yang tidak hanya merayakan panen raya jambu Wulung, tetapi juga menghadirkan berbagai perlombaan unik dan menarik bagi masyarakat.
Dalam festival ini, semangat gotong royong dan keunikan budaya lokal dihadirkan melalui serangkaian acara yang mengundang antusiasme warga serta pengunjung dari luar daerah yaitu dengan menggelar balapan sepeda onthel berat sebelah dengan beban 50 kg dan balapan memanggil kerajang bambu dengan berat 40, Sabtu, 6 September 2025.
Salah satu acara yang paling dinanti adalah perlombaan mengangkat keranjang ayaman bambu. Dalam perlombaan ini, peserta dituntut untuk memikul beban seberat 40 kilogram selama jarak 100 meter
Dengan total 33 peserta yang mendaftar, perlombaan ini tidak hanya menguji fisik para peserta, tetapi juga menampilkan kreativitas dan kekuatan dalam mengolah teknik pengangkatan beban.
Para peserta bersaing secara sengit, saling mendukung, dan merayakan setiap langkah yang diambil, menciptakan suasana penuh keceriaan.
Lurah Desa Pranan, Sarjanto mengatakan balap sepeda onthel,tradisi yang tak lekang oleh waktu yang menjadi tradisi setiap tahunnya. Selain perlombaan keranjang bambu, Festival Pranan Jambu 2025 juga akan menonjolkan balap sepeda onthel yang kembali digelar setelah beberapa tahun.
Balap sepeda onthel ini menampilkan keunikan sepeda klasik yang sudah lama menjadi salah satu simbol kebanggaan masyarakat.
Perlombaan ini juga memiliki ciri khas tersendiri, yaitu sepeda yang digunakan beban bronjong berat sebelah, sehingga menambah keseruan dan tantangan bagi para pembalap.
Perlombaan ini terbuka untuk umum, sehingga siapa saja dari berbagai usia dapat berpartisipasi, menjadikan festival ini sebagai momen kebersamaan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Festival Pranan Jambu 2025 juga bertepatan dengan musim panen raya jambu Wulung, yang merupakan salah satu komoditas unggulan desa ini.
Keberadaan jambu Wulung tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadikan desa Pranan terkenal dengan cita rasa buahnya yang manis dan berkualitas.
“Pranan Jambu festival ini diangkat dari aktivitas rutin warga yang menjual jambu yang dulunya dijual menggunakan perangkat dari bambu dan sekeliling dengan bronjong tugas sepeda onthel kini momen tersebut menjadi momen langka yang diprediksikan kembali dalam bentuk lomba balap sepeda ontel berat sebelah,” ungkapnya.
Selama festival, pengunjung dapat menikmati berbagai olahan jambu, makanan ringan, dan produk olahan lainnya yang menggugah selera, yang menjajakan berbagai jenis jambu Wulung dan produk turunannya dipastikan akan ramai dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung festival.
Tak hanya ajang perlombaan, Festival Pranan Jambu 2025 juga diwarnai dengan berbagai kegiatan budaya lainnya, seperti pertunjukan seni tradisional, pameran kerajinan tangan, serta bazar kuliner yang menawarkan makanan khas setempat.
Kegiatan ini diharapkan dapat mengangkat potensi budaya lokal serta memperkenalkan keunikan desa Pranan kepada pengunjung dari luar daerah.
Festival ini merupakan bentuk nyata dari semangat kebersamaan dan kreatifitas warga Desa Pranan. Melalui perayaan ini, diharapkan setiap individu dapat merasakan keindahan momen berbagi, kolektivitas, dan identitas budaya yang menjadikan desa ini semakin istimewa. Mari sambut Festival Pranan Jambu 2025 sebagai perayaan penuh warna dan kebersamaan. (Naharudin)
Komentar