Portalika.com [SEMARANG] – Sebanyak 19 ketua dan pengurus ormas dari seluruh kota dan kabupaten di Jawa Tengah menandatangani deklarasi berisi enam hal. Ke-19 itu termasuk Pemuda Pancasila, GRIB, Pagar Nusa, PSHT, Kerasakti, Lindu Aji, FKSB, Senkom Mitra Polri dan sejumlah ormas keagamaan lainnya.
Mereka berkomitmen bersama dan menandatangani Deklarasi Damai. Deklarasi ini memuat enam poin utama, di antaranya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, mendukung TNI-Polri dalam menjaga keamanan di wilayah, menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama serta kesanggupan untuk menghindari konflik dengan mengutamakan upaya penyelesaian melalui musyawarah.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dirbinmas Polda Jateng, Kombes Pol Lafri Prasetyono, Rabu, 12 Februari 2025 di Hotel Plaza, Banyumanik, Kota Semarang. Menurutnya pertemuan itu sebagai upaya menjaga harkamtibmas di Jawa Tengah pasca Pemilu/Pilkada 2024 serta mengantisipasi potensi gangguan menjelang bulan Ramadan dan Idul fitri 1446 H.
Baca juga: 21 Perguruan Tinggi Di Soloraya Gelar Deklarasi Pemilu Damai
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat sinergi antara kepolisian dan organisasi kemasyarakatan (ormas) untuk mendukung program dan kebijakan pemerintahan yang baru dengan menjaga kondusifitas keamanan di wilayah masing-masing,” ujar Kombes Pol Lafri Prasetyono.
Dirbinmas Polda Jateng menekankan pentingnya persatuan dan kebersamaan dalam menjaga suasana aman dan kondusif di wilayah Jawa Tengah. Hal ini agar pemerintah terpilih melalui Pemilu dan Pilkada dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
“Kita berkumpul hari ini untuk menyatukan persepsi agar Jawa Tengah tetap adem ayem dan guyub rukun. Pemilu dan Pilkada telah usai, mari kita dukung pemerintahan yang baru dengan menjaga keamanan di wilayah masing-masing, sehingga kepala negara dan kepala daerah yang terpilih dapat menjalankan tugasnya dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan guna meminimalisir potensi gesekan antar ormas. Ditegaskan bahwa pihaknya siap menjadi penengah dalam setiap permasalahan tersebut.
“Jika ada perbedaan pendapat atau permasalahan, mari kita selesaikan dengan musyawarah kekeluargaan, atau seperti istilah di daerah saya, gendu-gendu rasa. Jika tidak ada titik temu, maka silakan melapor ke Kepolisian untuk mencari solusi terbaik,” tambahnya. (Triantotus)
Komentar