Portalika.com [TRENGGALEK, JATIM] – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, SE, ME meraih gelar magister di bidang ekonomi dengan predikat cumlaude. Tokoh perempuan ini lulus dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Hidayatullah (SATU) Tulungagung, dengan IPK 3,76.
Pelaksanaan wisuda bagi pengiat perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan dilaksanakan pada Sabtu, 29 Juli 2023, wisuda ke-35 gelombang 2 UIN SATU Tulungagung. Dijadwalkan ada 4.000 mahasiswa yang akan diwisuda di tahun 2023 ini dan terbagi menjadi 4 gelombang.
Setiap gelombangnya kurang lebih ada sekitar 1.000 mahasiswa yang diwisuda. Meraih gelar magister dibidang ekonomi tentunya salah satu kebanggaan bagi perempuan hebat itu.
Baca juga: The Blind IKD, Group Band Disabilitas Surabaya Berjuang Di Solo
Pasalnya ditengah kesibukannya menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek dan sederet organisasi lainnya, kemudian masih ditambah kewajibannya sebagai seorang ibu dalam merawat dan membesarkan anaknya tentu menuntut ilmu di jenjang ini bukan perkara mudah.
Tapi Novita Hardini yang juga seorang founder yayasan yang bergerak dibidang pemberdayaan UMKM perempuan itu mampu membuktikan kemampuannya dengan presikat cumlaude.
Bahkan kesuksesan yang sama juga diraih oleh suami, Mochamad Nur Arifin menyelesaikan gelar magister di salah satu universitas kenamaan di Jawa Timur.
“Lega rasanya, saya masih punya semangat belajar, membaca dan menyelesaikan tesis. Itu tantangannya luar biasa, disamping kegiatan saya yang begitu padat. Terus anak-anak dengan segala fasilitasnya yang masih menjadi tanggungjawab saya sebagai ibu, ini menjadi pencapaian yang saya syukuri dan saya merasa sangat-sangat puas,” kata Novita usai diwisuda, Sabtu.
Mengenai predikat cumlaude, Novita, menambahkan masalah nilai sebenarnya bukan tujuan. “Saya sekolah di sini lebih kepada untuk mencari keilmuan dari sudut agama, dimana saya mengikuti pemberdayaan perempuan. Kalau ngomongin pemberdayaan perempuan, yang benar-benar kita fokuskan adalah memberdayakan ekonominya,” jelasnya.
“Jadi saya ingin mengulik lebih dalam lagi nilai-nilai keagamaan. Kalau ekonomi perempuan ini bertumbuh sisi agamanya seperti apa sebenarnya. Karena kita tahu perempuan sering kali di anggap masyarakat kelas dua untuk setigma sosialnya,” sambungnya.
Ternyata dalam Islam, ujarnya, setelah kita pelajari didalam perkuliahan saya di S2 ini, anggapan itu ternyata salah. Perempuan dan laki-laki itu yang membedakan hanyalah jenis kelaminnya. Namun secara gender mereka punya peran yang sama dan dituntut oleh Allah SWT untuk berkontribusi seimbang dengan prinsip keseimbangan untuk membangun keluarga dan perekonomian di lingkup keluarga. Kemudian perempuan juga dituntut mengembangkan perekonomian di tingkat daerah dan Indonesia.
Mendampingi istri saat diwisuda beserta ketiga anaknya, Mochamad Nur Arifin tidak bisa menutupi rasa bangganya. Istrinya juga meraih kesuksesan di sektor pendidikan. Pihaknya berharap capaian ini bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat.
“Kita cukup bersyukur dan semoga ilmunya manfaat. Sama sama ilmunya kita gunakan untuk mensejahterakan masyarakat,” katanya.
Dalam wisuda ke-35 Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Hidayatullah ini juga turut diwisuda secara bersamaan, Wakil Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo dalam gelar yang sama magister. (Rudi Sukamto)
Komentar