Portalika.com [SUKOHARJO] – Giat sadranan dan umbul dungo ke-79 diselenggarakan di Makam Hastana Kartasura selama dua hari yakni Kamis dan Jumat, 29 Februari dan 1 Maret 2024.
Acara tersebut diselenggarakan dengan mengundang masyarakat sekitar, jajaran Forkompincam Kartasura, perwakilan dari Keluarga Keraton Surakarta Hadiningrat, pelajar sekolah setempat dan juga berbagai organisasi dan komunitas.
Ketua Panitia Marsudi Widodo, S.Pd, Kamis (29/2) menyatakan bahwa agenda ini juga bermaksud melestarikan budaya Nusantara dari zaman ke zaman yang terus dilakukan, baik zaman pra Islam maupun zaman pasca Islam, yang juga biasa disebut Ruwahan yang rutin diselenggarakan pada Bulan Sya’ban sebelum bulan Ramadhan.
“Adapun rangkaian acara agenda ini dimulai di Kamis pagi berupa Kegiatan Besik (membersihkan area makam) secara bergotong royong. Yakni dari unsur masyarakat sekitar, para ahli waris juga para pelajar sekolah di sekitar Keraton Kartasura,” katanya.
Pasca itu, lanjut dia terdapat sesi edukasi kepada para pelajar tentang sejarah Keraton Kartasura, juga sejarah berbagai tradisi yang terus dilestarikan.
“Pada bada Dhuhur dilanjutkan dengan acara Kondangan, yakni Doa Dzikir Tahlil untuk para Leluhur yang dipimpin oleh Bapak Drs. Suwarno, M. Pd yang kemudian diteruskan dengan agenda Nglorot Tumpeng dan diakhiri dengan Kembul Bujono (makan bersama),” jelasnya.
“Kemudian agenda akan dilanjutkan pada hari Jum’at Malam Sabtu, yakni agenda Umbul Dungo,” sambungnya.
Diinformasikan juga bahwa di tempat yang sama, dengan Panitia yang berbeda tetapi tersinergi akan dilaksanakan Pengajian Padusan Ati oleh KH. Gus Muwafiq pada Senin tanggal 4 Maret 2024.
Marsudi juga menyampaikan bahwa Panitia Pelaksanaan Sadranan dan Umbul Dungo ke-79 ini juga berharap, semoga nilai-nilai luhur bangsa yang terdapat pada tradisi ini bisa lestari dan tertularkan pada generasi muda dan masyarakat sekitar.
“Nilai luhur bangsa yang dimaksud antara lain adalah seperti nilai karakter manusia yang Berketuhanan Yang Maha Esa, nilai menghormati sejarah para leluhur yang tampak pada kegiatan Besik dan ziarah ke makam para leluhur juga tak kalah penting adalah nilai gotong royong, ” terangnya.
Sementara itu, KRT Djuyamto Rekso Pradoto,SH, MH, salah seorang tokoh masyarakat Kartasura mengapresiasi rangkaian event Sadranan di Petilasan Kraton Kartasura yg diselengggarakan secara rutin tiap tahun tersebut.
“Kegiatan tersebut bermanfaat untuk terus nguri-uri adat budaya bangsa. Terlibatnya berbagai komunitas bahkan siswa SD dalam rangkaian kegiatan Sadranan memberikan harapan positif bahwa adat budaya bangsa masih terus akan terpelihara dan terjaga. Semoga lestari selalu budaya religius pada bangsa Indonesia ini,” tegas pria yang akrab disapa Mas Djoe tersebut. (Yulianto)
Komentar