Kolaborasi Tumurun Museum-Serambi Pirous Pamer Lukisan Dan Sulaman Aceh

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Tumurun Museum, Solo, Jateng dan Studio Galeri Serambi Pirous, Bandung, Jabar melakukan kolaborasi seni bertajuk pameran tunggal oleh Abdul Djalil (AD) Pirous dengan judul Jejak Langkah Arah (JLA).

Pameran karya seni lukis dan grafis ini akan dilaksanakan di Tumurun Museum, Surakarta, Jateng dengan pembukaan resmi tanggal 25 Januari 2025. Siaran pers yang diterima kemarin menyebutkan sepanjang kegiatan pameran, juga akan diselenggarakan beragam program publik; di antaranya adalah Tur Kuratorial, Diskusi Seni dan Workshop.

banner 300x250

“Kegiatan ini terbuka untuk umum mulai 25 Januari hingga 8 Juni 2025,” tulis siaran pers tersebut.

Baca juga: 80 Seniman Grafis Nasional Dan Internasional Pameran Di Solo

Disebutkan, pameran JLA memamerkan rangkaian pernyataan yang terdiri atas 27 karya lukis dan grafis yang signifikan, diperkaya dokumentasi catatan, foto dan sketsa dari AD Pirous, serta satu karya seni kriya sulaman asal Aceh, Kasab, yang dibuat oleh ibundanya.

Kegiatan ini dibagi tiga babak dalam tiga ruang tematik. Untuk tematik Jejak mengeksplorasikan kecintaan Pirous kepada keluarga, penghargaan pada kampung halaman dan inspirasi dari akar budaya.

Langkah, merefleksi dari peristiwa dan Arah, merefleksikan hubungan manusia kepada alam dan Tuhan yang bisa menjadi dorongan semangat untuk mengembangkan eksistensi diri masing-masing.

“Karya-karya dalam pameran ini menggambarkan praktik seni dan perjalanan hidup AD Pirous, membawa kita dalam perjalanan yang penuh inspirasi mengenai makna dan manfaat seni dari perspektif universal dan transenden,” sebut siaran pers tersebut.

Hal ini dapat dipahami juga karena selain sebagai seniman, Pirous juga dikenal sebagai perintis pendidikan desain grafis di Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia juga dinilai salah satu sosok pendiri studio seni dan desain, Decenta pada tahun 1973.

Melalui karya dan visinya, papar siaan pers tersebut, Pirous berupaya membimbing orang untuk memahami seni dan memotivasi orang, agar mampu menciptakan kebaruan dengan mendayagunakan perasaan seni yang ada dalam diri manusia.

Pameran ini adalah pameran tunggal pertama sejak wafatnya AD Pirous pada 16 April 2024 di Bandung. Dikurasi oleh Eka Sofyan Rizal, Iwan Meulia Pirous dan Hendra Himawan, pameran ini mengajak orang untuk mengikuti jejak, langkah dan arah yang tertuang dalam karya Pirous.

Kumpulan bayangan, pertimbangan, kata hati, gairah, keresahan, yang ada dalam alam diri manusia yang dapat dipergunakan untuk mengubah kenyataan alam sekitar.

Melalui pameran ini, orang diajak untuk merefleksikan diri dan menyadari bahwa seni adalah denyut nadi kehidupan yang mengalir dalam setiap jiwa manusia, tanpa memandang status atau profesi.

Masyarakat diajak untuk menyadari bahwa setiap orang adalah seniman yang mampu menciptakan kehidupan yang penuh makna.

“Menjadikan hidup ini sebagai kanvas untuk mengekspresikan keragaman pikiran dan perasaan yang berharga untuk sesama.”

Tumurun Museum Dan Serambi Pirous
Disebutkan dalam siaran pers Tumurun Private Museum yang didirikan tahun 2018, berada di garis depan dalam mendukung perkembangan dunia seni Indonesia.

Terletak di jantung Kota Surakarta, museum ini mendedikasikan pendiriannya untuk mengumpulkan, melestarikan, memamerkan dan mendidik seni modern dan kontemporer Indonesia dan internasional, dengan penekanan pada dialog seni global.

Nama Tumurun berasal dari frasa Bahasa Jawa turun temurun, yang berarti diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini merupakan fondasi dari prinsip pendirian museum, yaitu memupuk warisan seni untuk generasi mendatang.

Sedangkan Serambi Pirous adalah Studio Galeri di utara Kota Bandung, Jabar dengan letak strategis karena di jalur lintasan berbagai institusi galeri dan cafe yang mendukung irama Bandung sebagai pusat kebudayaan.

Serambi Pirous didirikan dengan maksud utama sebagai pengembangan serta pelestarian nilai dan karya dari Abdul Djalil Pirous dan Erna Garnasih Pirous mengenai makna seni yang bermanfaat untuk manusia dan masyarakat.

Selain berfungsi sebagai ruang berkarya, juga tempat bertemu dengan para kolega dan publik untuk bersilaturahmi dan menggagas pengembangan aktivitas berkesenian dan bermasyarakat.

Visi ini berusaha diwujudkan dalam suasana yang ramah, segar, dan saling menginspirasi, sehingga mendukung pembentukan individu yang menghargai kecerdasan diri dan kecerdasan sesama, serta pembentukan masyarakat yang mencintai keberagaman dan toleransi. (Iskandar)

Komentar