Portalika.com [SOLO] – Sebanyak 22 fashion designer, 22 young designer, 9 community dan pasar festival, dengan bintang tamu Dian Oerip, Brham (Italia) dan Essy Masita siap meramaikan Wastra Nusantara Fashion (WNF) yang akqn digelar di Taman Sriwedari, Kota Solo, Rabu 15 Mei 2024.
“Beragam jenis dan motif wastra akan ditampilkan pada WNF Fashion Show,” ujar Koordinator Program WNF, Heru Prasetya dalam siaran pers yang diterima, Senin 13 Mei 2024.
Dia mengatakan kegiatan ini merupakan momentum bergerak bersama masyarakat, khususnya kaum muda untuk mempromosikan wastra dalam spirit pelestarian warisan budaya lokal wastra Nusantara dan meneguhkan wastra sebagai identitas keindonesiaan.
Baca juga: Ketika Dunia Kuliner dan Busana Bertemu di Food and Fashion Sensation 2
Menurut dia perhelatan WNF ini bersamaan dengan hari ulang tahun (HUT) ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Kota Solo. Rencananya pada perhelatan ini menampilkan pawai mobil hias dari Dewan Kerajianan Nasional Daerah (Dekranasda) 38 provinsi se-Indonesia.
Adapun tujuan penyelenggaraaan WNF adalah untuk menumbuhkan spirit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)-UMKM yang bergerak di pembuatan wastra untuk tetap kreatif dan melakukan invovasi-inovasi dalam menempatkan wastra sebagai sustainable product.
Selain itu, kata Heru, juga menyikapi potensi wastra sebagai produk glokal (Global Lokal), melakukan kreativitas dan menggali potensi lokal menuju produk berkarakter global.
Hal lain yang signifikan adalah dengan melibatkan kaum muda pada WNF 2024 menjadi langkah konkret dalam pelestarian wastra.
Sebab wastra itu lebih dari kain, mempunyai banyak nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi kaum muda Indonesia dan banyak pengetahuan tradisi pembuatan wastra sebagai sustaible cultural heritage.
Mempunyai Nilai Kemuliaan
Heru menjelaskan wastra, lebih dari kain sustainable cultural heritage. Keunikan wastra Nusantarai adalah proses pembuatannya tidak dibuat dengan mesin, melainkan dibuat secara manual (handmade) dengan bahan-bahan alami.
Wastra telah memberi peran kebudayaan-mulai dari proses kelahiran, kehidupan dan kematian manusia. Wastra dianggap mempunyai nilai kemuliaan dalam kehidupan.
Bahwa di balik kain menyimpan kehidupan tradisi masyarakat dan adat-istiadat, suatu interaksi manusia dengan alam dan lingkungannya.
“Dengan begitu, saat memakai wastra, wastra tidak hanya terasa sebagai kain penutup tubuh, melainkan tubuh kita juga merasakan proses kreatif, makna, dan daya hidup ketelatenan dari tangan-tangan perajin wastra yang berjasa melestarikan kain tradisional Indonesia seperti batik, tenun, ulos, songket, sasirangan, lurik dan lain-lain. Wastra, lebih dari kain,” ungkap dia. (Iskandar)
Komentar