Portalika.com [YOGYAKARTA] – Menjelang peringatan Hari Bakti TNI AU, pesawat Hayabusha koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) dicat ulang.
“Pengecatan merupakan salah satu bentuk perawatan pesawat, di samping pencucian yang dilakukan secara rutin,” terang Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Kolonel Sus Yuto Nugroho, Selasa, 27 Juni 2023.
Pesawat Hayabusha, lanjut Kolonel Yuto merupakan pesawat produksi negara Jepang tahun 1940. Pesawat Hayabusha merupakan jenis pesawat pemburu.
Ditambahkannya, selain pesawat Hayabusha, dua pesawat Jepang lainnya, seperti pesawat Guntei dan replika pesawat Nishikoreng juga dicat ulang.
Kolonel Yuto juga menyebutkan, Muspusdirla memiliki koleksi 61 unit pesawat terbang. Lima diantaranya merupakan pesawat Jepang, yaitu Cureng, Hayabusha, Guntei, Zero Zen. Sementara Pesawat Nishikoreng merupakan pesawat replika, buatan tahun 1983.
Pesawat Hayabusha sendiri menurut Kolonel Yuto merupakan salah satu pesawat terbang yang dipersiapkan untuk menyerang tangsi Belanda di Semarang pada tanggal 29 Juli 1947.
“Pesawat Hayabusha dengan penerbang Bambang Saptoaji direncanakan menyerang tangsi Belanda di Semarang. Namun karena sistem tembakan mesin dan putaran baling-baling tidak sinkron, serangan ke Semarang dengan pesawat Hayabusha dibatalkan. Misi penyerangan dilakukan pesawat Guntei dengan penerbang Muljono,” terang Kolonel Yuto.
Kolonel Yuto mengakui, pesawat Hayabusha koleksi Muspusdirla memang bukan pesawat yang dipersiapkan untuk menyerang Semarang, namun pesawat Hayabusha jenis yang sama, yang ditemukan di Pangkalan Udara Babo Irian Barat.
“Pesawat Hayabusha koleksi Muspusdirla sejak tahun 1987,” pungkasnya.
Komentar