Meski Terdampak Efisiensi, PHRI Boyolali Tetap Bagi Takjil Di Dekat Bandara Adi Soemarmo

banner 468x60

Portalika.com [BOYOLALI] – Kebijakan efisiensi anggaran yang digaungkan pemerintah di segala bidang, tampaknya berimbas luas secara nasional. Tak terkecuali ini mengenai ke para pelaku usaha perhotelan.

Akibatnya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Boyolali ikut merasakan dampak tersebut hingga okupansi hotel di Boyolali menurun hingga 50 persen lebih. Sebelum ada efisiensi okupansi hotel lebih dari 50 persen, saat ini rata-rata per hari isinya hanya empat sampai lima kamar saja.

banner 300x250

Kendati demikian hal ini tak menyurutkan lanngkah mereka untuk peduli sesama. “Kami tadi membagikan takjil di Perempatan Bandara [Adi Soemarmo] kepada para pengguna jalan yang melintas. Baru setelah pembagian takjil kami buka puasa bersama ini,” ujar Ketua PHRI Boyolali, Prasetyo Adi Setyawan kepada awak media di Hotel Ataya, Ngemplak, Boyolali, Jateng belum lama ini.

Baca juga: 3 Bacalon Siap Bersaing Jadi Ketua PHRI Solo

Dia mengaku tak habis pikir sebab kebijakan itu semula ditujukan ke instansi pemerintah. Namun hotel-hotel yang bukan instansi pemerintah ternyata terimbas dan meluas ke berbagai sektor.

Sebenarnya sasaran efisiensi terkait anggaran dari pemerintah ini, kata dia, lebih pada government. Tapi imbasnya dinilai amat luas.

“Saya ada pengalaman empiris bahwa pasar hotel saya sama sekali tidak ada yang dari government. Tapi kenyataannya terimbas juga, jadi memang dampaknya secara general dan sangat signifikan. Kondisi room-nya hampir seperti ketika covid 19. Memprihatinkan,” ungkap dia.

Guna mencari solusi dampak negatif imbas kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, pihaknya memberi masukan kepada pemerintah daerah. Di antaranya dengan menggelar beberapa event.

Ketua PHRI Boyolali, Prasetyo Adi Setyawan (kiri) didampingi Humas PHRI Boyolali, Supriyono memberi keterangan kepada awak media di Hotel Ataya, Ngemplak, Boyolali, Jateng belum lama ini. (Portalika.com/Iskandar)

Untuk itu pihaknya mengaku telah menyiapkan studi event di antaranya soal ulang tahun Kabupaten Boyolali dan sebagainya. Diharapkan langkah yang akan ditempuh akan mammpu mengembalikan Boyolali menjadi “tersenyum” seperti slogannya.

Diharapkan di Boyolali akan banyak melakukan inovasi di berbagai bidang sekalipun hal itu sederhana asal bermanfaat bagi warga Boyolali. Dia optimistis program yang akan dikembangkan akan mampu berjalan dengan baik.

Berharap Boyolali Semakin Menyala
Terkait kondisi memrihatinkan ini dia berharap setelah bulan Maret akan ada perubahan signifikan dari pemerintah.

“Harapan kami semoga PHRI Boyolali semakin menyala. Semakin dilibatkan dalam pemerintahan baik gagasan maupun idenya,” ujar dia.

Dia menambahkan secara infrastruktur Boyolali diklaim mempunyai destinasi wisata menarik bisa dieksploitasi secara optimal. Boyolali mempunyai alun alun setidaknya ada dua yaitu di kota dan di Pengging.

Untuk objek wisata lainnya, pihaknya tinggal memoles sedikit dengan serangkaian event diharapkan mampu memberi manfaat kepada masyarakat.

Adi menjelaskan beberapa agenda acara yang telah diinventarisasi telah mendapat lampu hijau dari Bupati Boyolali, Agus Irawan. Namun dia enggan membeberkan lebih detail sebelum disampaikan langsung oleh bupati.

“Rencananya event tersebut nanti digelar di Simpang Lima atau dari Jembatan Kridanggo sampai Tugu Susu Tumpah,” tegas dia. (Iskandar)

Komentar