Portalika.com [SOLO] – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia (RI), Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi Sarasehan Kebudayaan 2024 yang terselenggara di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Nadiem menyampaikan secara daring, kerja sama antara perguruan tinggi dan organisasi pendidikan berperan fundamental dalam membentuk dan menentukan arah kehidupan berbangsa. Hal tersebut disampaikannya pada hari pertama Sarasehan Kebudayaan 2024 di Auditorium GPH Haryo Mataram, Selasa, 5 Maret 2024.
“Saya mengapresiasi sarasehan kebudayaan yang terselenggara atas kerja sama berbagai perguruan tinggi dan organisasi pendidikan. Perguruan tinggi selalu memainkan peran fundamental dalam membentuk dan menentukan arah kehidupan berbangsa,” ujar Nadiem.
Nadiem meyakini bahwa generasi muda Indonesia memiliki rasa cinta terhadap budaya Indonesia dan keinginan yang kuat untuk berkontribusi kepada bangsa. Generasi muda Indonesia, menurut Nadiem, membuktikannya dengan antusiasme mahasiswa seluruh Indonesia mendaftar program Kampus Mengajar dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM).
Kemendikbudristek RI tengah mengupayakan kemajuan kebudayaan lokal dan juga bahasa daerah. Nadiem menjelaskan terdapat Program Dana Abadi Kebudayaan dan Revitalisasi Bahasa Daerah. Dengan program ini, komunitas dan pelaku budaya daerah semakin didorong memajukan kebudayaan daerah.
Momentum ini turut didukung kontribusi mahasiswa yang terlibat aktif dalam beberapa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Dalam program Kampus Mengajar, ratusan ribu mahasiswa berani meninggalkan zona nyaman dan mengajar di sekolah-sekolah daerah 3T [tertinggal, terdepan, terluar]. Sementara di Program PMM, para mahasiswa dengan latar belakang budaya yang berbeda saling berinteraksi dan bertukar ilmu serta menguatkan semangat kebhinekaan,” terangnya.
Lebih lanjut Nadiem Makarim berpesan, perguruan tinggi harus menjadi tempat lahirnya pelajar Pancasila yang mampu berpikir kritis dan berjiwa kebangsaan tinggi. Dia berharap, sarasehan kebudayaan 2024 dapat memberikan inspirasi bagi seluruh peserta.
Dalam momen ini, Nadiem Makarim selaku Mendikbudristek RI membuka jalannya acara Sarasehan Kebudayaan 2024. Secara simbolis, di Auditorium UNS, pembukaan dilakukan oleh Irjen Kemendikbudristek merangkap Plt Rektor UNS, Dr Chatarina Muliana, SH, SE, MH, Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Prof Ir Nizam, MSc, DIC, PhD dan Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Prof Ganefri, PhD.
Plt Rektor UNS, Dr Chatarina menyampaikan perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai instrumen dalam penguatan nilai-nilai kebangsaan. Perguruan tinggi didorong untuk lebih melestarikan dan mengembangkan kebudayaan baik di dalam lingkungannya maupun kepada masyarakat luas dalam kerangka untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
“UNS juga telah dan terus berupaya untuk melakukan pembudayaan nilai-nilai kebangsaan dengan meletakkan komitmen tersebut secara formal dalam visi UNS yaitu menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang unggul di tingkat internasional dengan berlandaskan pada nilai luhur budaya nasional,” ujarnya.
Hal tersebut diejawantahkan dalam beberapa hal yang konkrit. Di antaranya terdapat beberapa fakultas yaitu Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD). Selain itu, pada level doktoral terdapat Program Studi (Prodi) Kajian Budaya yang menawarkan pendekatan interdisipliner.
Program studi ini melakukan studi terhadap masalah dari berbagai bidang dalam perspektif kajian kebudayaan. Chatarina menegaskan UNS merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki Pusat Unggulan Iptek (PUI) berbasis budaya yaitu Javanologi.
PUI ini berfokus pada pendeskripsian, eksplorasi, eksplanasi, dan hilirisasi produk unggulan kebudayaan Jawa.
“Kami berharap sarasehan kebudayaan 2024 dapat menghasilkan suatu rumusan konkret tentang bagaimana seharusnya kebudayaan dikembangkan oleh perguruan tinggi untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” katanya. (Triantotus)
Komentar