Portalika.com [SOLO] – Pantun bertema jahitan dan bunga menjadi kata pamitan Rektor UNS Surakarta, Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum, Sabtu, 11 Maret 2023. Pantun itu disampaikan dalam rapat senat terbuka Dies Natalis ke-47 UNS Surakarta di Auditorium UNS.
“Bapak Ibu yang saya hormati, Dies Natalis tahun ini [2023] adalah tahun terakhir saya berdiri menyampaikan laporan kinerja Rektor. Perkenankan saya menutup pidato ini dengan pantun,” ujar Rektor.
Selanjutnya Rektor membacakan pantun yang berisi motivasi, semangat dan permintaan agar pidato yang disampaikan meresap di hati. “Penjahit benang di dalam peti, Ibu Tuti menjahit kebaya. Saya pamit untuk undur diri, semoga pidato ini meresap di hati. Bunga mawar bunga melati, jangan lupa hirup baunya. Silakan ambil hikmah acara ini, semoga UNS tetap berjaya tanpa henti.”
Rektor menyatakan pada bulan April nanti tugas dan kewajibannya akan dilanjutkan oleh Rektor baru yang telah dipilih oleh Majelis Wali Amanah (MWA). Rektor baru akan bertugas untuk periode tahun 2023 sampai 2028.
“Perkenankan saya mewakili seluruh civitas dan alumni UNS mengucapkan selamat kepada Prof Dr rer nat, Sajidan, MSi, semoga UNS semakin jaya dalam kepemimpinan Bapak kedepan. Kepada Prof Sajidan, saya persilahkan berdiri,” tandasnya.
Lebih lanjut Rektor bersyukur telah memimpin UNS selama empat tahun. “Bagi pribadi saya sendiri, rasa syukur ini sangat layak atas rahmat Allah sehingga saya bisa memimpin UNS selama 4 tahun dalam keadaan sehat wal afiat. Tanpa Rahmat dan pertolongan Allah, Saya yakin akan sulit melalui perjalanan kepemimpinan sejak tahun 2019 sampai 2023. Saya telah menjadi saksi atas ketahanan dan ketangguhan Universitas Sebelas Maret diuji dengan pandemi covid-19 sehingga nyaris kampus ini kosong tanpa mahasiswa dan dosen.”
Apalagi sejak tahun 2020 UNS ditantang untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia, melalui Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2020 tentang Perguruan Tinggi Badan Hukum Universitas Sebelas Maret. Menurutnya banyak lagi tantangan yang hadir, syukurlah atas Rahmat dan pertolongan Allah, UNS masih tetap tangguh dan utuh. Saat ini, dari lebih 4.000 perguruan tinggi di Indonesia, UNS termasuk dalam Top 10 PTN terbaik di Indonesia, dan mendapatkan penghargaan dari Kemendikbud sebagai PTN peringkat 1 pencapaian IKU 7 dalam liga PTN BH.
Jamal mengingatkan, ketika dirinya mulai memimpin UNS pada tahun 2019, diletakkan lima pilar pembangunan UNS, sebagai strategi untuk percepatan UNS menuju World Class University. Pilar tersebut yakni profesionalitas dan kesejahteraan SDM, publikasi dan inovasi, Re-orientasi sistem pembelajaran yang sejalan dengan era revolusi industri 4.0, pengembangan institusi dan penguatan literasi serta optimalisasi bidang hukum, kerjasama dan birokrasi.
“Saya sadar betul kemajuan UNS hanya mampu ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia dan agility organisasi UNS untuk menyesuaikan diri secara cepat dan kreatif menghadapi perubahan lingkungan nasional dan global. Modalitas inilah yang membuat UNS dengan cepat bisa mengubah diri menjadi kampus merdeka dengan reputasi unggul berkelas dunia di Indonesia.”
Rektor Jamal mengingatkan tahun 2023 dan tahun ke depan ini, dunia akan dihadapkan pada realitas tidak pasti yang tinggi. Suatu situasi yang dikenal dengan sebutan VUCA yaitu Volatile (ketidakstabilan karena perubahan yang cepat dan luas), Uncertainty (ketidakpastian yang sulit diprediksi), Complex (tantangan makin kompleks karena makin banyak faktor terkait dalam perubahan) dan Ambiguous (ketidakjelasan rangkaian kejadian dengan berikutnya).
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam sambutannya pada acara Economy Outlook 2023 bulan Februari yang lalu, ujarnya, menyatakan bahwa ancaman ketidakpastian ekonomi global, perubahan Geopolitik dan juga krisis lingkungan, harus diantisipasi sehingga pemerintah perlu membuat kebijakan automatic adjustment untuk tahun 2023, paling tidak 5% anggaran negara dicadangkan untuk antisipasi kondisi VUCA tersebut. Kegagalan Indonesia mengantisipasi ketidakpastian beberapa tahun ke depan ini, dikhawatirkan dapat mempengaruhi prestasi UNS mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045 saat Indonesia berusia 100 tahun.
Dalam rangka ikut berpartisipasi menghadap kondisi krisis di atas, maka UNS dalam Dies Natalis ke-47 saat ini mengambil tema “Akselerasi Sumber Daya Kreatif dan Inovatif dalam Menghadapi Krisis Global Melalui Kebersamaan Menuju Indonesia Emas”. Melalui tema tersebut, Rektor menggugah dan mengajak seluruh civitas akademik UNS dan seluruh pilar bangsa Indonesia, untuk bersatu dan bersama-sama bergerak secara kreatif dan inovatif menemukan solusi bagi kemenangan Bangsa dan Negara Indonesia.
“Kami berkeyakinan, sesulit apa pun tantangan yang ada dihadapan kita, kami pasti bisa melalui dengan baik. Keyakinan ini berdasarkan pengalaman kita melalui perubahan yang sangat mendadak saat pandemi covid-19. Tanpa persiapan apa pun, tiba-tiba kami harus mengosongkan kelas-kelas, suasana kampus menjadi lenggang. UNS dengan cepat menyesuaikan metode dan teknologi belajar mengajar agar tetap terjaga relasi kampus dengan mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Rumah sakit UNS telah berperan sangat penting dalam melayani civitas akademika dan masyarakat menghadapi pandemi covid-19,” ujarnya.
Disebutkannya, pandemi memunculkan inisiatif untuk bantuan bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan keuangan. UNS memberikan keringanan dan pembebasan biaya kuliah. Pada tahun 2020/2021 total biaya bantuan mencapai sekitar Rp37 miliar. Bantuan itu diperuntukkan bagi sekitar 9.752 mahasiswa.
“Walaupun kami harus kehilangan dosen dan mahasiswa yang sangat berkualitas, namun pada akhirnya kami berhasil mengatasinya sehingga saat ini kita bisa berkumpul lagi di ruangan ini. Ketangguhan dan ketahanan UNS menjadi modal yang sangat bernilai untuk menghadapi tantangan dunia di saat ini dan masa depan. UNS pasti Bisa.”
Diacara senat terbuka itu, Rektor juga menyampaikan hasil kinerja dan kemajuan yang diraih UNS selama empat tahun terakhir. Prestasi ini juga diharapkan dapat ditunjukkan oleh tiga fakultas baru, yakni Fakultas Psikologi dan Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Data, serta Fakultas Peternakan. Menurut Rektor dua fakultas telah hadir pada tahun 2022 sedangkan Fakultas Peternakan diresmikan saat Dies Natalis ke-47 UNS Surakarta.
“Melalui program loncatan IKU dan juga percepatan akreditasi nasional dan internasional serta peningkatan daya saing riset dan inovasi, kita telah mendorong cepat program studi di seluruh fakultas dan Sekolah Vokasi dan Pascasarjana untuk bersaing di kancah internasional. Tantangan paling berat dalam pengembangan UNS adalah peningkatan kualitas SDM. Inilah sebabnya pilar pertama yang saya tegakkan dalam membangun UNS adalah profesionalisme dan kesejahteraan SDM. Investasi UNS terhadap dosen dan tenaga pendidikan (tendik) adalah strategi yang paling tepat untuk memastikan keunggulan kita di masa depan.”
Diakuinya dirinya belum sepenuhnya berhasil dalam pengembangan UNS. Paling tidak dari target jumlah Doktor sebesar 50% di tahun 2023 ini, masih belum berhasil tercapai. Pada hari ini jumlah Doktor di UNS sebanyak 47.63% atau 896 doktor dari 1.881 dosen. Jumlah ini sudah bertambah 38 Doktor baru dilantik pada 25 Februari.
“Doktor baru UNS ini adalah hasil dari beasiswa UNS dalam program percepatan doktor. Saya berharap percepatan program doktor melalui berbagai insentif, tetap akan menjadi program prioritas UNS ke depan. Mari kita beri applause kepada Doktor baru UNS. Semoga terus berkarya dan penuh dedikasi membangun UNS. Selain Doktor, tantangan peningkatan SDM juga pada peningkatan jumlah Profesor atau Guru Besar. Pada tahun 2023 ini, jumlah Profesor UNS adalah 9.2% atau sejumlah 173 profesor. Sementara target yang direncanakan adalah 10%. Kekurangan ini telah diupayakan melalui berbagai cara bersama Senat Akademik dan Dewan Profesor,” katanya.
Namun, tandasnya, pengurangan jumlah profesor juga sulit dihentikan, baik karena sebab pensiun dan juga berpulang karena usia. “Saya mengusulkan di masa depan kita memiliki program untuk memfasilitasi doktor-doktor muda untuk segera menjadi profesor, dengan demikian usia efektif profesor menjadi lebih lama. Demikian juga program profesor menghasilkan profesor atau 1 profesor membina 1 doktor untuk menjadi profesor, bisa meningkatkan semangat dan percepatan.” (Trianto H Suryono)
Komentar