Portalika.com [SOLO] – Komisi II Dewan Profesor (DP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan kunjungan kerja dan pemanfaatan kepakaran para Guru Besar dalam menggali nilai-nilai etika dari Ngayogjakarta Hadiningrat untuk dapat diimplementasikan Perguruan Tinggi dan menggali nilai-nilai ke Tamansiswaan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Kunjungan dipimpin Ketua Dewan Profesor (DP) Prof Drs Suranto Tjiptowibisono, MSc, PhD disampaikan humas UNS, Selasa, 17 September 2024. Rombongan Dewan Profesor UNS disambut langsung Prof Dr Baequni, MA selaku Ketua Dewan Guru Besar UGM beserta beberapa Guru Besar UGM lainnya.
Suranto Tjiptowibisono, menyampaikan budaya yang dikembangkan ke seluruh dunia harus belajar dari Indonesia.
Baca juga: Dari Sarasehan Dewan Profesor UNS Muncul Peran Akademisi Perempuan Penting
“Menyadarkan etika dalam komunitas akademik mengenai budaya Jawa sangat penting. Di samping itu, ada kebanggaan kampus benteng Pancasila karena kalau di UNS sebagai kampus Benteng Pancasila, tetapi untuk kampus UGM sebagai Kampus Kerakyatan atau Kampus Pancasila. Sehingga contoh etika dan budaya harus menjadi ruhnya,” terang Prof Suranto.
Pada saat memberikan pengantar awal, Prof Dr Ir Maria Theresia Sri Budiastuti, MSi selaku Sekretaris Dewan Profesor UNS menyampaikan kunjungan mereka sebagai upaya Guru Besar UNS menggali pengetahuan nilai-nilai budaya Jawa.
Ketua Komisi II Dewan Profesor, Prof Dr Suciati, MPd yang membidangi pengembangan norma, etika dan jati diri bangsa, menjelaskan kunjungan kerja dan pemanfaatan kepakaran para Guru Besar dalam menggali nilai etika dari Ngayogjakarta Hadiningrat dilakukan agar dapat diimplementasikan pada perguruan tinggi.
Menanggapi maksud dan tujuan kunjungan Dewan Profesor UNS ini, Prof Dr Baequni, MA selaku Ketua Dewan Guru Besar UGM menyambut baik maksud dan tujuan tersebut. Baequni menyampaikan perlunya satu kerja sama yang konkret antara UNS dan UGM dalam membangun Episentrum Budaya Jawa mengingat UNS sudah mempunyai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi dan UGM punya Pusat Kajian Jawa (PUSAKA JAWA).
Dibentuknya dua lembaga tersebut bertujuan untuk melakukan upaya penguatan pengetahuan dan budaya Jawa sebagai identitas bangsa yang berpotensi untuk digarap sebagai bentuk kontribusi di kancah global.
Selanjutnya, acara dilanjutkan paparan dari Dewan Guru Besar UGM, antara lain Prof Dr Baequni, MA yang menyampaikan gagasan mengenai Hamemayu Hayuning Bawono, Prof Dr Lasiyo, MA, MM yang menyampaikan tentang Sumbu filosofis Yogyakarta, lalu Prof Drs Koentjoro, MBSc, PhD, psikolog yang menyampaikan pandangan Etos Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Selanjutnya, Prof Ir Ambar Pertiwiningrum, MSi, PhD, IPM, ASEAN Eng menyampaikan materi mengenai Among Tani Dagang Layar dan Prof Dr Endang Semiarti, MS, MSc menyampaikan Gender dan Peran Perempuan dalam Keluarga. Masing-masing paparan membedah nilai-nilai etika yang ada di Yogyakarta secara mendalam dengan makna filosofisnya.
Setelah selesai paparan, dilanjutkan dengan diskusi bersama antar peserta dari Dewan Profesor UNS dan Dewan Guru Besar UGM yang berlangsung dinamis dan penuh nuansa kekeluargaan. (Triantotus)
Komentar