Pentas Seni Dan Drama Anak-Anak Guna Pelestarian Budaya Dan Pengembangan Potensi Desa Minggarharjo

banner 468x60

Portalika.com [WONOGIRI] – Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 2 Universitas Diponegoro (Undip) Semarang melakukan kegiatan pentas seni berkolaborasi dengan Karang Taruna Minggarharjo. Seni yang dibawakan dengan memadukan kesenian lokal yang ada di Minggarharjo.

Sebelum diselenggarakan pentas seni ini, terdapat beberapa event seperti lomba volly dan pawai kebudayaan yang diikuti oleh 11 Dusun di Desa Minggarharjo pada, Sabtu, 12 Agustus 2023 siang hari sebelum di acara puncaknya pentas seni kemerdekaan.

banner 300x250

Dalam rilis yang diterima, Senin, 14 Agustus 2023, pentas seni ini mengusung tema “Desa Mawa Cara Negara Mawa Tata” yang berarti kelompok masyarakat terkecil atau desa mempunyai adat kebiasaan sendiri, sedangkan negara juga mempunyai hukum tersendiri.

Baca juga: Paving Block Dari Limbah Plastik? Begini Peran Mahasiswa KKN Undip Di Eromoko

Adapun untuk kesenian yang ditampilkan meliputi Nyanyi dan Tari Anak-anak, Tari Wonderfull Indonesia, Tari Lathi, Tari Kerinci, Tausiyyah Anak, Drama Kemerdekaan, Puisi, Atraksi Pencak Silat, Drama, Gamelan, Rinding dan ditutup dengan Sholawatan.

Lomba voli antardusun Desa Minggarharjo, Eromoko, Wonogiri. (Portalika.com/Ist)

Tentunya penampilan yang dihadirkan dalam acara kali ini diambil dari potensi yang ada di Desa Minggarharjo sehingga dapat menjadi wadah dalam mengembangkan bakat dan minat anak.
Latar belakang di selenggarakannya acara ini, diinisiasi oleh Tim KKN 2 Undip dibimbing tiga dosen yakni Megarini Hersaputri, ST, MT, Ari Wibawa Budi Santosa, ST, MT dan Moh Asadullah Hasan Al Asy’Arie, SH, MKn.

Mahasiswa KKN Undip melihat banyaknya potensi yang dimiliki Desa Minggarharjo di bidang kesenian. Namun, disisi lain kesenian yang ada juga terancam terpinggirkan lantaran tergerus oleh globalisasi dan modernisasi yang mengarah pada budaya westernisasi.

Terkhusus pada kesenian gamelan dan rinding yang hanya bisa dimainkan oleh masyarakat payuh baya. Sedangkan untuk remaja kurang meminati adanya kedua budaya tersebut.

Portalika.com/Ist

Suliyo sebagai seniman dan budayawan di Desa Minggarharjo menyatakan dirinya merasa khawatir dengan menurunnya minat masyarakat terhadap budaya rinding dan gamelan. “Budaya rinding itu bisa dikatakan hidup segan mati tak mau, jadi rinding walaupun kurang banyak yang meminatinya, tetapi jangan sampai rinding ini mati” tutur Suliyo.

Suriono salah satu tokoh masyarakat juga memberikan penjelasan bahwa acara ini menjadi pintu pembuka dalam melestarikan budaya kesenian yang ada di Desa Minggarharjo. Selanjutnya diharapkan akan ada acara yang lebih besar dan meriah lagi dalam rangka mendidikan dan mengenalkan kepada anak muda supaya tertarik dengan kesenian-kesenian tersebut. (Suryono)

Komentar