Respati: Wiyosan Setu Pon Mangkunegaran Jadi Magnet Pariwisata Budaya

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Memperingati hari lahir Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkoenagoro X, Kawedanan Panti Budaya Mangkunegaran menggelar Tingalan Wiyosan Setu Pon yang menampilkan tarian khas Mangkunegaran di Pendapa Prangwedan Puro Mangkunegaran, Sabtu Pon, 28 September 2024.

Menurut GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo atau yang akrab dipanggil Gusti Sura, Wiyosan Setu Pon merupakan acara rutin untuk hemperingati hari lahir KGPAA Mangkoenagoro X, yang digelar Pura Mangkunegaran tiap Sabtu Pon atau 35 hari sekali (satu bulan sekali dalam kalender Jawa).

banner 300x250

“Malam ini pengisinya dari Kemantren Langen Praja sama dari  Komunitas Langen Mataya. Yang menampilkan Santi Swaran yaitu salah satu seni suara Mangkunegaran, lalu juga ada tarian Janaka Supala, juga tarian Bedhaya Langen Mataya,” jelas Gusti Sura.

Baca juga: Respati Ardi Tanda Tangani MoU Program Lazismu Solo

Melalui kegiatan Wiyosan Setu Pon, Gusti Sura berharap generasi muda semakin mengenal kebudayaan Jawa dan menghargai tradisi.

“Supaya generasi muda pun, semakin mengenal  kebudayaan Jawa dan juga semakin appreciate [menghargai] sama budaya tradisi dan juga bisa mengerti bahwa kebudayaan itu  bisa kok dibawa ke masa sekarang,” lanjut Gusti Sura.

Portalika.com/Ariyanto

Salah seorang seorang penampil Wiyosan Setu Pon, Aminudin yang tampil membawakan tari Janaka Supala dari cerita Mahabarata, juga mempunyai harapan yang sama dengan Gusti Sura.

“Harapannya ke depannya, Wiyosan Setu Pon lebih ramai lagi, banyak inovasi-inovasi yang baru muncul agar penonton tertarik kemudian generasi muda mau belajar tari tradisional,” kata Aminudin.

Selain itu, dari Wiyosan Setu Pon akan muncul banyak ide-ide dan inovasi untuk melestarikan kebudayaan Jawa.

“Memang kita menggali, informasi-informasi yang nanti bisa membangun Pura Mangkunegaran dalam menyebarkan dan melestarikan tari gaya Mangkunegaran jadi lebih baik,” lanjut Aminudi.

Calon Walikota Solo, Respati Ardi yang hadir dan menyaksikan Wiyosan Setu Pon tersebut menyambut positif dengan adanya kegiatan budaya yang rutin digelar Mangkunegaran.

“Malam ini saya menghadiri Wiyosan Setu Pon, untuk memperingati wetonnya KGPAA MAngkunagoro X. Tadi ada tarian seni khas Mangkunegaran yang menampilkan dua generasi. Dan tentunya itu bisa untuk melestarikan budaya. Dan ternyata banyak pengunjung yang datang dari luar Kota Solo. Ini menjadi magnet utama pariwisata berbasis budaya,” kata Respati Ardi yang juga Ketua Hipmi Solo.

Respati Ardi, berharap di Kota Solo akan lebih banyak ada kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan dengan berbagai variasi sehingga bisa banyak dinikmati masyarakat.

“Harapannya terus dibanyakin lagi, lebih bervariasi di banyak tempat, tidak hanya di Mangkunegaran saja, dan di sini bisa menjadi pemantik. Dan harapannya di tempat-tempat lain,” ungkap Respati Ardi.

Setelah tarian khas Mangkunegaran selesai ditampilkan. Para penampil berkumpul di depan penonton untuk bercerita tentang tarian yang dibawakannya, serta bagi penonton bisa bertanya langsung berkaitan dengan tersebut. (Ariyanto/*)

Komentar