Portalika.com [WONOGIRI] – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan memaksimalkan potensi alam Dusun Tungkluk, Desa Girimulyo, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, mahasiswa KKN kelompok 20, dari Universitas Slamet Riyadi Surakarta (Unisri) meluncurkan sebuah inisiatif penting telah diluncurkan dengan pembentukan kelompok tani kakao.
Program kerja kelompok bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, Dr Purbayakti Kusuma W, SSos, MSi ini diharapkan mampu mendorong petani untuk menerapkan teknik budidaya yang lebih baik serta meningkatkan hasil produksi kakao yang berkualitas.
Acara sosialisasi pembudidayaan kakao dan pembentukan kelompok tani kakao dibuka oleh Kepala Desa Girimulyo, Sukar dengan dihadiri 48 petani lokal kakao, perangkat desa serta pembicara sosialisasi.
Kepala Desa Girimulyo, Sukar mengungkapkan saat ini nilai harga buah cokelat cukup tinggi di pasaran mencapai Rp100.000 per kilogram. Selain itu, cokelat juga sangat digemari dan dibutuhkan oleh masyarakat terutama sebagai bahan baku pembuatan berbagai minuman dan makanan.
Kelompok tani kakao ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga untuk menambah wawasan para petani kakao melalui sosialisasi pembudidayaan kakao. Selain itu, dengan adanya pembentukan kelompok tani kakao nantinya dapat membuka akses yang lebih besar bagi petani untuk memperoleh bantuan modal dan peralatan pertanian.
Pembentukan kelompok tani kakao di Desa Girimulyo ini merupakan bagian dari program kerja yang diinisasi oleh Pemerintah Desa Girimulyo bekerja sama dengan mahasiswa KKN Universitas Slamet Riyadi Surakarta untuk menjadikan Dusun Tungkluk sebagai salah satu sentra penghasil kakao berkualitas di Indonesia tepatnya di Wonogiri.
Dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, harapannya kelompok tani ini akan menjadi motor penggerak bagi peningkatan produktivitas kakao di Desa Girimulyo dan sekitarnya.
Ke depan, kelompok tani ini juga diharapkan lebih mudah memperoleh bantuan dari dinas, diakui keberadaannya dan juga kakao bisa lebih berkembang tidak hanya dijual bahan mentah. Namun kedepannya bisa diolah dan nilai ekonomisnya meningkat sehingga para petani tidak lagi bergantung pada tengkulak dan bisa mendapatkan harga yang lebih adil di pasar.
Dengan semangat gotong royong dan kerja keras, petani kakao Dusun Tungkluk kini menatap masa depan yang lebih cerah dalam pengembangan budidaya kakao, yang diharapkan akan membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Dusun Tungkluk. (Heris)
Komentar