Portalika.com [SOLO] – Tim program Penerapan Iptek Pengembangan Kewilayahan (PIPK) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang diketuai Rysca Indreswari (D3 Agribisnis) dan beranggotakan Anif Nur Artanti (D3 Farmasi), Irsyadul Ibad (D3 Manajemen Administrasi, Muhammad Rustamaji (S1 Hukum) serta Diah Pratimasari (S1 Farmasi STIKES Nasional) menggandeng mitra kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabuparen Karanganyar untuk mengembangkan ubi ungu dengan berbagai inovasi.
Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar dipilih karena memiliki potensi ubi ungu yang melimpah. Namun, selama ini warga kurang bisa mengolah menjadi produk komersial yang mempunyai masa simpan lama.
Sebagai daerah wisata tentunya menjadi peluang untuk mengembangkan olahan ubi ungu menjadi berbagai oleh-oleh selain dibuat menjadi keripik, timus, gethuk dan lainnya.
Baca juga: Rektor Baru UNS Bekerja, Gerbang Dekan Fakultas Bergerak Direktur RS UNS Diisi
Dalam skema yang didanai oleh hibah kompetisi dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Tim PIPK UNS telah merancang berbagai kegiatan pelatihan pengolahan ubi ungu.
Sejumlah 25 orang anggota UMKM Puntukrejo Kreatif mengikuti pelatihan inovasi olahan ubi ungu menjadi Sereal dan Klengkam Ubi Ungu bertempat di The Lawu Fresh, Senin, 2 September 2024. Sebagai narasumber dalam pelatihan tersebut adalah Apt Diah Pratimasari, MFarm dan Hartini.
Inovasi sereal berbahan dasar ubi ungu hadir sebagai pilihan sarapan yang tidak hanya lezat tetapi juga kaya akan manfaat kesehatan. Sereal ubi ungu mengandung serat yang tinggi, penting untuk mendukung kesehatan pencernaan dan membantu menjaga rasa kenyang lebih lama, sehingga sangat cocok untuk mengontrol berat badan atau mengelola nafsu makan sepanjang hari.
Sarapan dengan sereal ubi ungu memberikan awal yang baik untuk menjaga keseimbangan gula darah dan energi sepanjang hari.
“Sereal ubi ungu juga cocok untuk berbagai jenis diet, termasuk diet vegan dan vegetarian, karena tidak mengandung produk hewani. Ini adalah alternatif sarapan yang mudah diakses oleh berbagai kelompok konsumen yang mencari makanan sehat dan bebas alergen,” tutur Rysca.
Pemilihan ubi ungu dilatarbelakangi karena buahnya menawarkan rasa manis alami yang lembut dan sangat cocok diolah menjadi berbagai jenis kudapan. Rasa autentik ini menjadi salah satu daya tarik utama yang mampu bersaing dengan kudapan modern yang lebih dikenal.
Selain itu, kandungannya yang kaya akan nutrisi penting seperti serat, vitamin C, dan antioksidan menjadikan ubi ungu sebagai kudapan yang sehat juga meningkatkan daya tarik di pasaran, terutama di kalangan konsumen yang semakin sadar akan pentingnya pola makan sehat.
Dengan promosi yang tepat, kudapan berbahan dasar ubi ungu bisa menjadi pilihan favorit di pasar lokal dan internasional.
“Dengan semakin populernya produk-produk berbasis ubi ungu, kita turut mendorong peningkatan produksi lokal, dan memperkuat ekonomi lokal. Hal ini juga dapat menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya kuliner Indonesia di tengah arus globalisasi,” terang Rysca.
Selama menjalani berbagai sesi praktek pembuatan olahan ubi ungu, tampak peserta antusias bertanya kepada narasumber.
“Selain mempraktekkan cara pembuatan olahan ubi ungu, narasumber juga memberikan motivasi kepada UMKM mengembangkan ubi ungu sebagai oleh-oleh Puntukrejo. Selain kegiatan pengolahan ubi ungu, UMKM juga dilatih cara mengemas produk dengan mesin continuous sealer. UMKM tidak hanya memproduksi kudapan yang lezat dan bergizi tetapi juga perlu mengemas produk dengan kemasan dan label terstandar yang memuat informasi dan keunggulan produk,” tambah Rysca Indreswari selaku ketua tim juga narasumber materi smart packaging
Sebelumnya di lokasi yang sama pada Rabu, 21 Agustus 2024, tim PIPK UNS bekerja sama dengan Ganep Traditional Solo juga telah melatih UMKM untuk membuat inovasi olahan ubi ungu berupa Bagelen.
Peserta tampak sangat senang karena mendapat ilmu baru dan ide untuk membuat kudapan ubi ungu yang sehat. Harapannya dengan berbagai jenis kudapan ubi ungu mampu memberikan beragam alternatif pilihan oleh-oleh bagi wisatawan.
“Saya berterima kasih berkat adanya program ini. Harapannya, dengan berbagai program yang telah dilakukan selama 3 tahun ini mampu memberikan inspirasi pengolahan ubi ungu dan mengangkat perekonomian lokal,” tutur Endang Supriyati selaku Ketua UMKM Puntukrejo. (Triantotus)
Komentar