BEI Gandeng PWI Edukasi Siswa MAN 2 Agar Melek Investasi Dan Tak Terjerumus Bikin Hoaks

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Lembaga Bursa Efek Indonesia (BEI) Surakarta bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Solo menggelar workshop Edukasi Dasar-Dasar Jurnalistik dan Membaca Berita Ekonomi (Investasi) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Surakarta, Jateng, Kamis, 29 Februari 2024.

“Tujuan workshop yang digelar BEI yang pertama, adik adik SMA [MAN-red] ini familier dengan gadget. Dan semua orang sekarang seolah ingin menjadi ‘wartawan’ di satu sisi ada Undang Undang ITE. Karena itu dalam hal ini PWI yang paling tepat memberi rambu agar adik-adik ini tidak terjebak dalam bersosmed. Sehingga tidak ikut meneruskan hoaks atau bahkan menjadi pembuat hoaks,” ujar Kepala BEI Jateng 2, M Wira Adi Brata saat memberi keterangan kepada wartawan di MAN 2 Surakarta kawasan Kauman, Pasar Kliwon.

banner 300x250

Hal ini dirasa penting untuk mengedukasi para siswa memahami perilaku-perilaku yang akan berdampak negatif, baik buat siswa maupun buat ligkungan. Lokasi edukasi sengaja di MAN 2, karena pihaknya sudah bekerja sama dengan boarding school ini.

Baca juga: Disepakati PWI, Kick Off Sekolah Jurnalisme Indonesia Digelar Di Riau

Kenapa workshop digelar di boarding school, sebab mungkin keleluasaan informasi mereka, papar dia, relatif tak terlalu seperti para siswa yang di luar di sekolah regular umumnya. Untuk itu mereka diberi keleluasaan informasi sehingga mereka yang di boarding school bisa mendapat informasi yang luas.

Wira mengatakan meski mereka bisa mendapat info dari internet, tapi ketika dikunjungi dan diceritakan langsung pasti akan beda. Mereka akan mendapat pandangan yang lebih luas lagi.

Ditanya apa tujuan BEI getol melakukan edukasi ke Generasi Z, dia mengungkapkan maraknya investasi bodong, maraknya investasi yang mudah untuk belanja, sifat konsumtifnya akan semakin meningkat ketika tak dibarengi edukasi bagaimana mengelola keuangan dengan baik.

“Kami dari pasar modal memberi solusi, ini lho kalau kalian punya uang lebih atau kalau ingin memanaj keuangan. Caranya begini. Sehingga ketika masyarakat tak bijak mengelola keuangan maka pengelola keuangannya menjadi bergeser. Kita mau mengedukasi masyarakat, kita boleh melakukan konsumsi tertentu selama itu untuk mencukupi kebutuhan. Kita boleh mencukupi kebutuhan tapi jangan sampai kita kecemplung pada satu keinginan, karena beda,” kata dia.

Kepala BEI Jateng 2, M Wira Adi Brata saat memberi materi workshop di MAN 2 Surakarta kawasan Kauman, Pasar Kliwon, Solo, Jateng, Kamis, 29 Februari 2024. (Portalika.com/Iskandar)

Di sisi lain dia mejelaskan rata-rata jumlah investor di Solo Raya satu bulan nambah kira-kira 3.000 investor. Rata-rata usia mereka di bawah 35 tahun termasuk anak anak Gen Z memberi kontribusi terbesar.

“PR bagi kami 3.000 ini yang harus kita tingkatkan literasinya. Karena tak menutup kemungkinan orang membeli saham atau investasi saham karena ajakan teman yang belum teredukasi dengan baik. Karena itu kami sangat berterima kasih sekali dan akan berkolaborasi terus dengan teman-teman media untuk meningkatkan literasi pemahaman masyarakat tentang bagaimana berinveatasi yang benar khususya di pasar modal,” papar Wira.

Dia menjelaskan jika dilihat transaksi tahun 2023, nilai 3.000 investor dari Januari sampai Desember di Solo Raya jika dirata-rata perbulan mencapai sekitar Rp2,8 triliun sampai Rp3 triliun. Menurut dia saat awal-awal tahun 2024 sempat ada gejolak di beberapa negara sehingga ekonomi sempat melambat sedikit.

Tapi dengan lancarnya Pemilu diharapkan mampu mendorong ekonomi lebih maju lagi. Kondusifnya Pemilu juga menjadikan kepercayaan investor lebih meningkat.

Transaksi Sehari Mencapai Rp12 Triliun
Dia mengungkapkan kontribusi Solo Raya terhadap investasi nasional masih kecil. Di tingkat nasional transaksi sehari sampai Rp12 triliun, di Solo Raya sebulan rata-rata mencapai sekitar Rp2,8 triliun sampai Rp3 triliun.

Kepada masyarakat dia berpesan bahwa investasi ini menjadi penting dalam pengelolaan keuangan. Pertama kalau mempunyai uang kewajiban yang dilakukan adalah membayar cicilan utang.

Kedua kita harus mempunyai persediaan dana darurat sehingga jika butuh uang sewaktu-waktu bisa teratasi. Ketiga, papar dia, asuransi atau BPJS untuk mengkaver kesehatan. Keempat, ivestasi ini adalah upaya meningkatkan uang yang dimiliki.

Dulu orang berinvestasi dengan cara memasukkan uang di celengan. Tapi ketika dipecah kemudian untuk belanja ke warung harga barang-barang sudah naik. Investasi uang sebaiknya tak dimasukkan ke celengan tapi dimasukkan ke produk yang memunyai nilai berpotensi akan naik.

Sehingga ketika nanti dijual investasi yang dibeli saat barang-barang di luar naik, nilai investasi juga naik. Jadi investasi itu sebenarnya melindungi seseorang dari potensi keminskinan. “Karena kita memunyai uang atau harta ang berpotensi naik nilainya dengan inflasi yang terus terusan naik,” ujar Wira.

Tapi masyarakat banyak yang tak tahu kemana investasi yang baik sehingag nilainya tak tergerus dengan laju infestasi?
Dulu para orang tua kita tahu investasi yang dilakukan berupa properti, tanah, emas dan sebagainya. Kalau di BEI produknya adalah Saham Reksa Dana dan Obligasi.

Nah ini masyarakat banyak yang belum paham berapa dana yang diperlukan. Sebenarnya membeli saham reksa dana mulai Rp100.000 pun sudah bisa. Bahkan obligasi pemerintah yang dipasarkan di bursa minimal ada yang Rp1 juta.

“Jadi sebenarnya memulai investasi itu tak harus dengan uang banyak. Jadi pasar modal ini sekarang bukan hal eksklusif, bisa dimanfaatkan semua kalangan. Di Pasar Klithikan Solo ada tukang parkir mempunyai banyak saham dari hasil beli nyicil. Setiap punya uang Rp100.000 dibelikan saham sehingga sekarang sahamnya sudah banyak. Dan kenaikan harga sahamya juga sudah bisa menaikkan nilai kekayaan yang dimiliki,” kata Wira.

Dia menjelaskan nilai transaksi di Solo Raya dalam sebulan yang rata rata mencapai sekitar Rp2,8 triliun sampai Rp3 tiliun untuk kontribusi Jateng termasuk nomor dua terbesar setelah Semarang.

Karena Semarang mempunyai 16 kabupaten sehingga coverage areanya lebih luas dibanding Solo Raya yag hanya punya 6 kabupaten dan 1 kota ditambah daerah daerah yang selumnya belum terliterasi dengan baik.

Daerah itu meliputi daerah-daerah yang berimpitan dengan Jateng seperti Bojonegoro, Ngawi, Pacitan, Ponorogo dan Tulungagung karena di sana belum ada sekuritas. Sehingga mungkin informasi terkait investasi di daerah daerah itu belum sebaik di Solo Raya.

Sementara itu Ketua PWI Solo, Anas Syahirul mengimbau agar para siswa bijak dalam menggunakan gadget untuk media sosial. Dikhawatirkan jika tidak hati-hati akan rawan memicu masalah serius.

Sedangkan Ketua Dewan Kehormatan PWI Solo, Anjar Hari Wartono yang memberi pelatihan dasar-dasar jurnalistik memberikan pemahaman cara menulis yang baik sesuai kaidah jurnalistik. Agar jelas tulisan sebaiknya berpatokan pada 5W+1H yaitu what, who, when, why, where dan how. Jadi dalam Bahasa Indonesia penulisan harus memenuhi unsur apa, siapa, kapan, mengapa, di mana dan bagaimana.

Hal-hal itu lah yang dinilai menjadi pembeda karya jurnalistik di media mainstream dengan media sosial. “Jadi jika menerima kiriman kabar atau berita di medsos dan ingin meng-upload hendaknya hati-hati. Agar aman sebaiknya kabar tersebut dicek kebenarannya. Perlu check and recheck serta keberimbangan berita,” kata dia. (Iskandar)

Komentar