Empati Sang Adipati, Kala Bantuan Kaki Palsu Untuk Warga Yang Diamputasi Itu Telah Sampai

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Sore yang hangat di sudut perkampungan, Wonosaren, Jagalan, Solo Kamis kemarin, terdapat sebuah rumah sederhana bercat biru di pertigaan gang sempit. Di dalamnya tinggal seorang Pasutri Lansia, mereka adalah Indri Prasetyo dan Pujiastuti, yang kebetulan juga menjabat sebagai Ketua RT 02, RW 8.

Usia yang tak lagi muda dan akibat penyakit diabetes yang sudah menahun, menyebabkan kaki kirinya harus diamputasi. Aktivitas Indri sehari-hari harus berada di kursi roda, sangat terbatas.

banner 300x250

Kedatangan Gusti Bhre di tengah perkampungan Wonosaren, Jagalan itu disambut hangat warga. Sang istri mempersilakan Pengageng Mangkunegaran itu masuk, seketika Gusti Bhre langsung menyalami keduanya.

Baca juga: Sambangi Pasar Klewer, Gusti Bhre Dengar Keluhan Pedagang

Dengan memegang tangan Indri, Gusti Bhre mengungkapkan maksud tujuan kedatangannya, ingin menyampaikan tali asih bantuan kaki palsu. Indri dengan lirih menjawab, “Matur nuwun, Gusti…”

Gusti Bhre membantu Indri, memakaikan kaki palsu agar lebih memudahkan aktivitas pria berusia 74 tahun itu. “Tetap semangat, nggih, Pak. Semoga bisa membantu, memudahkan. Tetap jaga kesehatan. Begitu juga dengan Ibu nggih, semangat momong keluarga,” tandas Mangkoenagoro X itu sambil tersenyum dan menggenggam tangan beliau.

Portalika.com/Ariyanto

Pujiastuti merengkuh tangan Kanjeng Gusti, binar matanya mengisyaratkan dirinya dan sang suami begitu berterima kasih atas empati dan kerendahan hati dari Pengageng Mangkunegaran itu.

“Nggih, Bu.. Amiin.. Amiin,” begitu jawab Gusti Bhre saat menimpali doa-doa baik dari Pujiastuti.

Usai berpamitan, ternyata Gusti Bhre sudah ditunggu oleh deretan anak-anak dan ibu-ibu yang antusias dengan kedatangannya. Mereka berebutan menyalami dan mengajak foto bersama.

Sampai langkah kaki Gusti Bhre tampak menjauh dari rumah bercat biru itu, doa-doa warga dan kehebohan ibu-ibu masih terdengar.. “Ya Allah.. mugi dadiii,” riuh harapan itu pun terdengar tak berkesudahan. (Ariyanto/*)

Komentar