Menyemai Harapan Di Tanah Joglo: PPK Ormawa Untuk Masa Depan Desa Sejahtera

banner 468x60

Peningkatan kualitas hidup masyarakat seringkali diidentikkan dengan pembangunan infrastruktur megah atau perbaikan layanan teknologi yang canggih (Dawolo, 2024). Namun, kita terkadang melupakan bahwa kesejahteraan sejati tidak hanya terletak pada kemajuan material semata, tetapi juga pada bagaimana kita mampu memanfaatkan potensi yang ada di sekitar kita secara berkelanjutan dan bijaksana.

Inilah yang menjadi dasar pemikiran dalam Program PPK Ormawa: KEMON (Kampung Edukasi Empon), sebuah inisiatif penguatan kapasitas organisasi mahasiswa yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat Kelurahan Joglo, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah melalui pemanfaatan pekarangan di kampung padat penduduk.

banner 300x250

Empon, yang merupakan bagian dari tanaman herbal tradisional, telah lama dikenal di masyarakat kita sebagai bahan obat yang alami dan memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun, sayangnya, pengetahuan tentang manfaat dan cara budidaya empon ini mulai tergerus oleh arus modernisasi.

Di sisi lain, di tengah kepadatan penduduk, seringkali pekarangan yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai lahan produktif justru dibiarkan kosong atau tidak terkelola dengan baik.

Program KEMON oleh tim PPK Ormawa Prodi DKV FSRD ISI Surakarta hadir untuk menjawab tantangan ini dengan menawarkan solusi sederhana namun berdampak besar. Dengan memberikan edukasi tentang budidaya empon serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Program ini tidak hanya berusaha meningkatkan pengetahuan masyarakat, tetapi juga mengajak mereka untuk melihat pekarangan yang semula tak berdaya guna menjadi bersumber daya yang berharga.

Program ini tidak hanya sekadar memberikan teori, tetapi juga langsung mengajak masyarakat untuk praktik.

Melalui pelatihan dan pendampingan yang intensif, warga Kelurahan Joglo diajarkan bagaimana cara menanam, merawat dan memanfaatkan empon yang mereka tanam di pekarangan masing-masing. Bahkan, lebih dari itu, masyarakat juga diajarkan tentang cara mengolah empon menjadi produk yang bernilai tambah seperti minyak balur, lilin hingga permen probiotik.

Hal ini tentunya membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Dari yang semula pekarangan hanya menghasilkan tanaman hias, kini dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.

Selain itu, dengan semakin banyaknya warga yang mengkonsumsi produk herbal dari empon, kesehatan masyarakat diharapkan juga akan meningkat.

Kelurahan Joglo, yang selama ini dikenal sebagai daerah padat penduduk dengan keterbatasan ruang hijau, kini berangsur-angsur mulai berubah.

Pekarangan-pekarangan yang sebelumnya terbengkalai kini dipenuhi oleh tanaman empon yang hijau dan asri. Selain memperbaiki estetika lingkungan, kehadiran tanaman empon juga membantu menyaring polusi udara dan memberikan nuansa alami yang menyegarkan di tengah hiruk-pikuk perkotaan.

Ini bukan hanya tentang tanaman, tetapi tentang perubahan pola pikir. Warga mulai menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mengubah lingkungan mereka sendiri, untuk membuat kampung mereka tidak hanya lebih hijau dan sehat, tetapi juga lebih sejahtera.

Program KEMON adalah langkah awal yang menggugah kesadaran kita semua bahwa perubahan besar dapat dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Namun, tentu saja, tantangan tidak akan berhenti di sini.

Dibutuhkan komitmen berkelanjutan dari semua pihak baik pemerintah, lembaga pendidikan maupun masyarakat itu sendiri untuk memastikan program ini dapat terus berjalan dan berkembang.

Diharapkan inisiatif ini tidak hanya akan berhenti sebagai proyek sementara, tetapi dapat terus berlanjut dan berkembang menjadi gerakan kolektif di seluruh Kelurahan Joglo. Partisipasi aktif dari semakin banyak warga sangat diharapkan, dengan memanfaatkan pekarangan mereka untuk menanam empon dan merasakan manfaatnya baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. (*)

Penulis: Utin Della Maharani, Ketua Tim PPK Ormawa Prodi DKV FSRD ISI Surakarta 2024
* Tulisan menjadi tanggungjawab penulis

Komentar