Portalika.com [Jatisrono] – Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita, seperti karakteristik balita maupun faktor sosial ekonomi. Pencegahan stunting ini dapat dilakukan sejak bayi dengan cara pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). MPASI merupakan proses perubahan dari asupan susu menuju ke makanan semi padat. Pemberian MPASI ini dapat dilakukan pada bayi yang berumur 6 bulan sampai 24 bulan.
Pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024, dilakukan sosialisasi di Posyandu mengenai pentingnya pemberian makanan bergizi bagi baduta (bayi di bawah dua tahun) untuk mencegah stunting oleh Lolita Cahya Sella Kristie, mahasiswa KKN Universitas Slamet Riyadi Surakarta dengan program studi Teknologi Pangan yang sedang melaksanakan KKN PPM dengan DPL Dr. Herning Suryo S, M. Si. di Dusun Pakel, Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Rangkaian kegiatan sosialisasi ini terdiri dari penyampaian materi mengenai pengenalan stunting, pentingnya gizi makanan yang dibutuhkan baduta, serta penyuluhan praktis dengan demonstrasi makanan bergizi sederhana yaitu telur puyuh yang mudah diterapkan di rumah.
“Di desa kami status stunting masih sangat tinggi, sehingga dengan adanya kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya gizi baduta untuk mencegah stunting sangat bermanfaat bagi kami ibu-ibu yang memiliki baduta ini,” kata Ibu Suharni. Program sosialisasi berhasil memberikan wawasan dan pengetahuan baru kepada ibu-ibu mengenai cara mencegah stunting melalui nutrisi yang tepat. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki kualitas kesehatan anak-anak di Desa Tanggulangin dan memotivasi ibu-ibu untuk terus menerapkan prinsip-prinsip gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari.(*)
Komentar