Portalika.com [SOLO] – Dewan Profesor (Deprof) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan mimbar gagasan ke-5 bertema Kiprah Perempuan dalam Pengambilan Kebijakan. Tema ini bertepatan dengan peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April kemarin.
Ketua Deprof UNS, Prof Drs Suranto Tjiptowibisono, MSc, PhD, memuji kemampuan daya intuitif RA Kartini yang membuka wawasan perempuan tanah air hingga hari ini. Bahkan, pengetahuannya telah melintas samudra dan menembus beberapa benua.
“Buah pikiran yang tergores dengan pena miliknya telah tersampaikan kepada teman-temannya di Belanda. Sebuah pemikiran yang maju dan visioner, bagaimana meningkatkan kaumnya yang kala itu masih kental dengan budaya jawa yang feodal,” ujar Prof Suranto.
Baca juga: Wow Eloknan, UNS Tahun 2023 Panen Profesor
Sedangkan Plt Rektor UNS, Dr Chatarina Muliana G, SH, SE, MH, menceritakan bagaimana membagi perannya di rumah dengan pekerjaan. Dia melihat karier sebagai suatu amanah dan kesempatan yang perlu untuk disyukuri.
Menariknya, karier Dr Chatarina sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) bukanlah hal yang dicita-citakan sejak awal. Dia awalnya ingin berkecimpung dalam dunia usaha dan menjadi wiraswasta. Dorongan berkarier sebagai ASN timbul dari nasihat sang Ibu.
Kunci keberhasilan membagi peran rumah tangga dan bekerja baginya adalah dari dukungan suami. Ketika berumah tangga, Dr Chatarina mengaku mendapat dukungan positif untuk berkarier. Peran suami menjadi sangat penting hingga mengantarkannya hingga pada posisi ini.
“Yang ada di depan mata selalu saya lakukan dengan sepenuh hati. Apapun yang terasa berat bisa saya lalui. Walaupun itu perlahan, tapi pasti saya lalui,” Dr Chatarina.
Chatarina turut membagikan pengalamannya mengenai peran perempuan sebagai pengambil keputusan dan kebijakan, khususnya dalam lingkup instansi pemerintah. Banyak hal yang baik ditemuinya dimana perempuan selalu mendapatkan tempat yang setara dan dipercaya mengisi posisi penting.
Menurutnya, bukan hal yang perlu dikhawatirkan jika perempuan mengambil peran-peran penting. Bagi Chatarina, perempuan memiliki kelebihan dalam hal intuisi dan perasaan. Dalam menetapkan suatu kebijakan, perempuan mampu merasakan apa yang akan didapat dari penerima kebijakan atau penerima layanan.
Mimbar gagasan ini turut mengundang beberapa narasumber. Hadir Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS sekaligus Guru Besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS yaitu Prof Dr Fitria Rahmawati, SSi, MSi, kemudian hadir pula Prof Dr Sri Sulistyowati, dr, SpOG(K), selaku Ketua Senat Akademik UNS sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) UNS. Acara tersebut dimoderatori oleh Prof Dr Ir MTH Sri Budiastuti, MSi dan Prof Dr Ir Endang Yunastuti, MSi.
Cerita lain juga didapatkan dari Prof Sri Sulistyowati. Dia akrab disapa Prof Sulis menjadikan disiplin sebagai kunci membagi waktu dari kegiatan yang padat. Kedisiplinannya digunakan dalam menjalankan profesinya sebagai dokter dan dosen, amanah sebagai Ketua Senat Akademik UNS, dan mengurus rumah tangga. Selain itu, adanya teknologi saat ini mempermudahnya dalam berkomunikasi. Mengurus beberapa hal dari jarak jauh.
“Intinya untuk membagi waktu adalah kita harus disiplin dan ada prioritas,” tuturnya.
Narasumber ketiga mimbar gagasan yakni Prof Fitria mengemban peran yang luar biasa. Dua dari tiga tridarma perguruan tinggi yang berada di LPPM kini berada pada tanggung jawabnya. Sebagai perempuan yang berkecimpung di dunia akademik, tantangan demi tantangan tengah menanti beliau dan unit-unit di LPPM UNS.
Dia membeberkan rencana strategis (renstra) UNS pada 2025-2029 adalah memproyeksikan diri sebagai perguruan tinggi top 700 besar dunia.
“Kita yakini bersama bahwa setiap masalah selalu ada solusinya. Tuhan tidak akan memberikan beban yang melewati kemampuan hamba-Nya. Prinsip itu yang perlu diyakini,” ujarnya. (Triantotus)
Komentar