Antisipasi Pelecehan Seksual, Unisri Kampanyekan Cerdas Bermedsos Di SMA Muhammadiyah 3 Sukoharjo

banner 468x60

Portalika.com [SUKOHARJO] – Guna mendorong kesadaran dan pemahaman tentang bahaya pelecehan seksual di kalangan pelajar, tim pengabdian masyarakat Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, Jateng melaksanakan program bertajuk Cerdas Bermedia Sosial sebagai Akselerasi Membangun Kesadaran Anti-Pelecehan Seksual.

Program ini digelar di SMA Muhammadiyah 3 Watukelir, Sukoharjo, Jateng melibatkan 50 siswa kelas X dan XI.

banner 300x250

“Program ini menekankan pemanfaatan media sosial [medsos] sebagai platform edukasi, dengan fokus pada peningkatan pemahaman remaja mengenai jenis-jenis pelecehan seksual, dampak psikologisnya, dan langkah-langkah preventif serta responsif,” kata Ketua Tim Pengabdian, Dr Setyasih Harini dalam siaran pers belum lama ini.

Baca juga: Unisri Kirim Tim Debat Penegak Hukum Pemilu Dan Tim KMI Expo 2024 Ke Jakarta

Menurut dia edukasi melalui medsos sebagai alat transformasi merupakan hal yang efektif. Medsos seperti Instagram dan TikTok digunakan sebagai sarana penyampaian pesan yang menarik dan mudah dipahami siswa.

Kampanye ini, ujar dia, mendorong para siswa untuk membuat poster-poster edukatif, yang kemudian dipublikasikan di akun medsos masing-masing sebagai bagian dari aksi nyata mereka melawan pelecehan seksual.

Setyasih mengungkapkan berdasarkan hasil pre-test dan post-test, sekitar 80 persen peserta menunjukkan peningkatan pemahaman terkait isu pelecehan seksual.

Sementara 70 persen siswa menyatakan lebih siap dan berani untuk melaporkan atau berbicara mengenai pelecehan yang mereka alami atau saksikan.

Dengan pembuatan poster antarsiswa dapat menjadi sarana berkampanye sosial antikekerasan seksual kepada masyarakat .

Kolaborasi Dan Dukungan Sekolah
Setyasih menjelaskan program ini mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah. Fasilitas dan sarana kelas yang disediakan oleh SMA Muhammadiyah 3 Watukelir memungkinkan kegiatan berlangsung secara efektif.

Mitra juga berperan aktif dalam pemilihan peserta dan mendukung berbagai kegiatan yang diadakan selama program berlangsung.

Dia mengakui meskipun program ini berjalan dengan baik, masih terdapat tantangan berupa keterbatasan akses internet dan literasi digital di kalangan siswa. Ke depan, disarankan agar kampanye diperluas ke sekolah-sekolah lain, dengan mempertimbangkan aksesibilitas teknologi dan strategi kampanye yang lebih interaktif.

“Program ini membuktikan bahwa media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam mengedukasi remaja tentang pentingnya kesadaran antipelecehan seksual. Dengan kerja sama antara sekolah, siswa, dan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan gerakan ini dapat terus berkembang dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan inklusif,” tegas Setyasih. (Iskandar)

Komentar