Portalika.com [BOYOLALI] – Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS), Maryadi Utama, ST, MSi menyatakan pihaknya siap memoles keindahan Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jateng menyaingi keindahan Danau Toba, Sumatra Utara.
Guna merealisasi gagasan tersebut pihaknya menggandeng TNI AU Lanud Adi Soemarmo Surakarta dan masyarakat membersihkan gulma yang ada di perairan Waduk Cengklik.
“Kita mengadakan kerja bakti bersama penanganan eceng gondok karena teman-teman ini [warga dan komunitas] ingin keadaan Waduk Cengklik indah seperti Danau Toba,” ujar Maryadi didampingi stafnya dan Komandan Satuan Pertahanan Pangkalan (Dansathanlan) Lanud Adi Soemarmo, Letkol (Pas) Irvien Joni saat kerja bakti pembersihan tanaman eceng gondok pada perairan Waduk Cengklik di sekitar Rumah Honai Waduk Cengklik, Desa Senting, Sambi, Boyolali, Jateng, Senin 10 Juni 2024.
Baca juga: 70 Pekerja Sektor Pariwisata Wonogiri Tingkatkan SDM Diri, Ikut Sertifikasi Kompetensi
Menurut Maryadi warga di sekitar Rumah Honai mempunyai potensi mengubah eceng gondok menjadi biogas dan pupuk. Bahkan dia mengklaim salah satu warga setempat sudah ada yang berhasil melakukannya.
Untuk itu pihaknya menilai kawasan sekitar Rumah Honai ini dijadikan laboratorium mengubah eceng gondok menjadi biogas dan pupuk.
Saat ini pihaknya bersinergi dengan TNI Angkatan Udara dan juga masyarakat atau komunitas peduli waduk untuk mencari solusi bagaimana memajukan Waduk Cengklik.
Kegiatan itu, papar dia, juga untuk menyejahterakkan masyarakat sekitar Waduk Cengklik. Pihaknya tidak mau keberadaan potensi air yang besar di waduk tidak dimanfaatkan secara maksimal.
“Untuk itu harus dirawat bersama tidak hanya pemerintah pusat atau BBWS yang merawat. Kita semua bersinergi untuk mengubah Waduk Cengklik yang dibuat pada era kolonial Belanda puluhan tahun silam ini agar menjadi lebih baik,” kata Maryadi.
Lebih lanjut dia mengungkapkan total luas Waduk Cengklik sekitar 300 hektare. Waduk ini diklaim bisa menampung air 9 juta meter kubik.
“Volume air 9 juta meter kubik itu kalau kita membuat bendungan baru dengan kapasitas sama, perlu dana Rp1,5 triliun. Karena itu dengan keberadaan Waduk Cengklik masyarakat tinggal merawat dengan baik,” tegas Maryadi.
Guna mewujudkan mimpi Waduk Cengklik agar bisa menarik wisatawan seperti Danau Toba, pihaknya saat ini dalam tahap melegalisasi Komunitas Peduli Waduk Cengklik. Kalau legalitas komunitas sudah terbit pihaknya akan mulai memfungsikan ruko-ruko yang ada di plaza.
Kalau nanti legalitas komunitas peduli waduk dan kapasitas kompetennsi sudah lebih maju, dilanjutkan merangkak ke bagaimana penataan sekitar Waduk Cengklik bersama warga, swasta. Mereka akan dilibatkan untuk mengubah kawasan waduk ini agar mirip Danau Toba.
Untuk Air Minum
Lebih lanjut Maryadi mengatakan air di waduk ini juga diperuntukkan irigasi sawah di Kecamatan Ngemplak, Boyolali dengan total luas area 1.900 hektare. Namun karena satu dan lain hal efektifnya sekitar 1.600 hektare.
Di sisi lain Pemkab Boyolali beberapa waktu lalu sempat ingin memanfaatkan air waduk untuk air minum. Karena itu pihaknya masih menuggu izin rekomendasi teknis dan desain air baku yang sampai saat ini belum disampaikan kepadanya.
“Kami mengimbau Pemkab Boyolali bersama-sama menyejahterakan masyarakat di sekitar waduk dengan menata waduk,” ujar dia.
Sementara itu Letkol Irvien menambahkan TNI AU siap membantu BBWS mengembangkan waduk ini agar bisa menjadi objek wisata yang bisa dimanfaatkan warga sekitar.
Dia juga berharap kegiatan yang mereka lakukan bisa menumbuhkan UMKM baru sehingga ekonomi masyarakat bisa meningkat lebih baik.
Pada kerka bakti itu pihaknya memberi bantuan tenaga dan juga mungkin pemikiran kepada BBWS yang merupakan leading sector pelaksanaan kegiatan ini.
“Danlanud mendukung penuh kegiatan ini. Rencananya Selasa 11 Juni 2024 akan mengadakan bakti sosial dari TNI AU, angkatan 1994 akan memberi sembako,” ujar Irvien saat mendampingi Maryadi.
Sedangkan kerja bakti yang dilakukan serentak di Waduk Cengklik difokuskan membersihkan eceng gondok yang menggurita di perairan waduk dan membersihkan kawasan Rumah Honai.
Hal itu dilakukan karena tanaman gulmma tersebut mengganggu daya tampung air di waduk.
Untuk itu beberapa pegawai BBWS BS, komunitas peduli Waduk Cengklik terdiri atas gabungan dari beberapa komunitas yang ada termasuk komunitas pengelola parahu, puluhan masyarakat sekitar Waduk Cengklik, puluhan anggota TNI AU dan sebagainya semangat membersihkan kawasan tersebut. Mereka berbondong-bondong ke lokasi membawa berbagai alat dari rumah. (Iskandar)
Komentar