Portalika.com [JAKARTA] – Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Dony Maryadi Oekon menekankan perlunya kewaspadaan pemerintah menghadapi potensi kenaikan harga energi ini.
Saat ini konflik antara Iran dan Israel memanas sehingga memicu kekhawatiran akan dampak signifikan terhadap distribusi dan harga minyak serta gas bumi (migas) global di Indonesia.
“Karena kondisi dunia ini kan sekarang memang paradigma seperti itu. Kalau pada saat sesuatu terjadi, ada perang atau ada apa, fluktuasi dari harga ini sendiri kan akan bermain,” ujar Dony di Balikpapan, Kalimantan Timur dikutip emedia.dpr.go.id, Kamis, 19 Juni 2025.
Ia menjelaskan kenaikan harga minyak dan energi secara keseluruhan pasti akan berdampak pada Indonesia, mengingat kebutuhan migas dalam negeri yang sangat tinggi dan terus meningkat.
Dony mengungkapkan bahwa produksi minyak bumi Indonesia saat ini masih jauh dari target. Dari capaian 1 juta barel per hari di masa lalu, kini produksi harian hanya berkisar 580-590 ribu barel, bahkan belum mencapai target 600 ribu barel.
Ia berharap Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mendorong peningkatan produksi. Namun, ia mencatat bahwa peningkatan produksi yang ada saat ini lebih banyak terjadi di sektor gas bumi, bukan minyak mentah.
“Temuan-temuan yang ada, development yang ada itu oleh SKK migas ada di gas sekarang. Jadi saya pikir kita coba lihat ini dari crude oil-nya bagaimana,” jelas Dony.
Ia memperkirakan jika ada temuan baru yang signifikan, lifting minyak pada tahun 2026 bisa mencapai 610-615 ribu barel.
Dony mendorong produksi peningkatan produksi dalam negeri secara instan tidak mudah karena pengembangan minyak membutuhkan waktu bertahun-tahun. Dengan kebutuhan minyak harian antara 1,2 hingga 1,6 juta barel per hari, dan produksi yang tidak mencapai 600 ribu barel, Indonesia sangat bergantung pada impor.
“Crude [oil] yang kita miliki sekarang tidak mencukupi,” tegasnya.
Kondisi ini, diperparah dengan situasi konflik global, diperkirakan akan semakin mengangkat harga minyak mentah. (bia-aha/emedia)
Editor: Triantotus
Komentar