Portalika.com [JAKARTA] – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait menyatakan telah menyusun rencana pembangunan hunian tetap dan relokasi rumah warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT.
Setidaknya ada 7 desa terdampak bencana di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura dan memerlukan penanganan khusus Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) sehingga mereka bisa segera pindah ke rumah yang aman dan layak huni.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak seperti BNPB untuk rencana relokasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT,” ujar Menteri PKP Maruarar Sirait saat melakukan rapat koordinasi dengan BNPB di Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
Baca juga: Bangun Rumah Layak Huni Di Jakarta Menteri PKP Ingin Tiru Pembangunan Rusun Buddha Tzu Chi
Sebagai informasi, Menteri PKP, Maruarar Sirait didampingi Direktur Jenderal Perumahan, Iwan Suprijanto telah bertemu Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka dan beberapa Menteri Kabinet Merah Putih terkait dalam rangka rapat lanjutan pembahasan percepatan penanggulangan bencana erupsi gunung Lewotobi Nusa Tenggara Timur di Kantor BNPB.
“Tadi kita sudah rapat dengan Wapres dan sudah membicarakan dari aspek perumahan yakni mengkoordinasikan segera supaya ditentukan oleh kepala BMKG titik relokasinya dimana saja. Selain itu juga rekomendasi bersama dengan kepala daerah. Wapres juga berkenan turun ke lapangan dari Makasar yang rencana 2-3 hari ke depan akan ada di lokasi. Kami juga berkoodinasi dengan Menteri ATR/ BPN untuk memastikan tanahnya mesti clean and clear,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, dirinya menyampaikan rencana relokasi yang nantinya akan dilakukan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak. Adapun lokasi yang disiapkan antara lain di Kecamatan Wulanggitang yakni di Desa Pululera tepatnya di Tanawawe, Tapowolo dan Balunamang. Ketiga lokasi tersebut berada satu kawasan yang berjarak sekitar 20 km arah utara Gunung Lewotobi Laki-laki.
“Luas lahan yang disiapkan Kecamatan Wulanggitang sekitar 50 hektare. Sedangkan lokasi lainnya di Kecamatan Titihena berada di Desa Kobasoma tepatnya di Kramak yang terletak sekitar 30 km arah timur laut gunung Lewotobi dengan luas sekitar 50 hektare,” katanya.
Lebih lanjut, Menteri PKP menyatakan, bantuan yang akan di berikan berupa pembangunan hunian tetap (Huntap) rumah baru konvensional atau pembangunan rumah baru.
Teknologi yang digunakan berupa rumah pracetak yang dapat dibangun dengan panel RISHA atau RUSPIN. Selain itu juga bantuan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) di lingkungan perumahan meliputi jalan lingkungan, drainase lingkungan, pengelolaan air limbah, fasilitas umum skala perumahan dan distribusi air bersih.
Pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan pada masa tanggap darurat dengan merujuk pada peraturan LKPP Nomor 13 tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa dalam keadaan darurat.
“Anggarannya sudah ada pola yang baku dan sudah disiapkan dari negara. Kami juga mengajak pihak pihak swasta untuk bergotong royong dalam membantu warga yang terdampak melalui program perumahan,” katanya.
Sebagai informasi, rumah-rumah yang terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi laki-laki NTT diperkirakan berada di Kecamatan Wulanggitang sekitar 6 desa dan Kecamatan Ile Bura ada satu desa yang terdampak.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, untuk pengungsian tercatat perhari ini sudah 11.553 orang di delapan titik pengungsian terpisah yakni enam titik di Kabupaten Flores Timur dan dua titik di Kabupaten Sikka.
“Arahan dari Wakil Presiden, tenda pengungsian hendaknya dibedakan antara lansia dengan ibu hamil dan anak-anak agar pelayanan terhadap korban bencana terlayani dengan optimal,” terangnya.
Turut hadir dalam rapat tersebut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri ATR/ BPN, Wakil Menteri Sosial serta Wakil Menteri Pekerjaan Umum. (Triantotus)
Komentar