Portalika.com [SOLO] – Sekitar 3.000 penari dari berbagai daerah di Indonesia dijadwalkan bakal ikut berprtisipasi mengikuti 18 tahun pelaksanaan World Dance Day (WDD) 24 Jam Menari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada 29 April 2024. Para penari itu akan dibagi di Pendapa, Rektorat, Teater Kecil, Teater Besar dan Teater Kapal.
Menurut Kurator Pertunjukan, Eko Supendi pembukaan dijadwalkan pukul 06.00 WIB di Rektorat ISI Surakarta. “Sebanyak 3.000 penari itu datang dari berbagai daerah di Indonesia di antaranya dari Aceh, Sulawesi, Jawa dan sebagainya. Kontingen atau peserta itu terdiri atas 131 dari seluruh Indonesia,” ujar dia saat konferensi pers di Lobby Teater Besar Gendhon Humardani ISI Solo, Jumat 26 April 2024.
Hadir dalam konferensi pers antara lain, Ketua Umum (Ketum) Panitia yang juga Dosen Tari ISI Solo, Hari Mulyatno, Ketua Jurusan Tari ISI Solo, Dwi Rahmani, Tim Kurator ISI Solo, Eko “Pece” Supriyanto dan sebagainya.
Baca juga: Keren, 5 Tim Mahasiswa ISI Solo Maju Babak Final LIDM 2023
Menurut Dwi Rahmani event yang mengambil tema Skenamenari–bersua, bercengkerama, berkelana ini berbeda dengan tahun lalu. Jika tahun lalu hanya festival-festival segala macam bentuk tari, tahun ini akan ada tiga kegiatan yaitu skena menari, festival dan 24 jam menari.
Dia berharap perayaan seperti ini bisa berjalan setiap tahun karena perayaan seperti ini. Karena awal mula kegiatan seperti ini diklaim muncul dari ISI Solo.
“Karena itu saya berharap setiap tahun akan tetap berkarya, berkarya dan berkarya di Hari Tari Dunia selanjutnya. Karena itu saya mohon dukungna dari rekan-rekan media agar acara ini berjalan lancar, sukses sehingga mendapat respons dari dunia internasional,” ujar dia.
Beberapa kali ini dia mengaku telah mendatangkan kurator-kurator seni dari luar negeri yang dinilai berkompeten. Karena itu dengan Hari Tari Dunia nama ISI Solo diharapkan semakin moncer dan dikenal didunia.
Sementara itu Ketum Panitia, Hari Mulyatno menambahkan event ini dinilai istimewa sehingga Hari Tari Dunia ini akan digelar di banyak panggung. Seluruh Kampus ISI digunakan untuk pergelaran dan di tambah beberapa tempat di luar kampus, sebagai salah satu produk kajian embrio untuk langkah-langkah selanjutnya.
“Ke depan kami ingin memposisikan Hari Tari Dunia tidak hanya digelar di Solo tapi di mana-mana. Sebagai gagasan awal program kawan-kawan ini yang kemarin didiskusikann dengan Pak Rektor yaitu di Banyuwangi, Blora, Cilacap, Banyumas dan Ponorogo,” kata dia.
Lebih lanjut Eko Pece yang menjadi penggagas Skena Menari mengatakan perjalanan peringatan 18 tahun World Dance Day (WDD) 24 jam merupakan perjalanan panjang. Yang menarik pihaknya dari awal memberlakukan WDD dengan satu motivasi penting bahwa dance never end.
“Ini yang membuat kami merasa bahwa tagline dari 24 jam menari ISI Surakarta adalah menjadi tagline utama untuk perayaan di ISI Surakarta. Dan Alhamdulillah sudah banyak dikerjakan dan menjadi inspirasi lumayan keren teman-teman daerah yang lain,” kata dia.
Bahkan sekitar tahun 2010 ketika Jokowi menjadi Walikota Solo pihaknya berkolaborasi dengan Pemkot Solo. Dari situlah pihaknya bersama dengan Pemkot Solo menggaungkan Hari Tari Dunia kerja sama ISI Solo dengan Pemkot Solo.
Di bagian lain salah satu panitia Dwi Wahyudiarto mengatakan 18 tahun pelaksanaan WDD 24 Jam Menari ISI Surakarta cukup menyerap energi, dan menggelorakan kredo seni pertunjukan di Indonesia. Untuk pelaksanaan WDD 24 Jam Menari tahun 2024 dirancang desain performartif yang tidak biasa.
“Artinya kalau performance biasanya hanya menjadi objek, dan penontonnya sebagai subyek, pada tahun ini dibuat paradigma yang berbeda. Sehingga tari menjadi bagian dari sebuah skema perjalanan kehidupan yang ujungnya menjadikan berkarya seni. Karena marwah sebagai insan tari, dan sivitas akademika lembaga seni adalah berkarya seni,” papar dia.
Seniman Dari Meksiko
Tahun 2024 pelaksanaan WDD 24 Jam Menari ISI Surakarta mengambil tema Skenamenari; bersua, bercengkerama, berkelana. Tema ini terinspirasi dari tranding kehidupan kawula muda yang melakukan aktifitas skena. yaitu bersua, bercengkerama, dan berkelana.
Bersua yaitu bertemu bisa di caffe, warung atau di mana saja. Mereka bertemu dengan teman, bertemu dengan banyak orang, bahkan bisa bertemu dengan banyak kehidupan baru. Selanjutnya adalah bercengkerama, yaitu berdiskusi, dialog, untuk menyelesaikan semua permasalahan dan akhirnya tugas selesai dan berkelana.
Menurut dia terdapat dua aktivitas penting dalam pelaksanaan WDD 24 Jam Menari ke-18 yaitu Skena dan Festival. Skena; bersua, bercengkerama, dan berkelana bagi insan tari, menjadi titik poin penting. Karena melalui skena maka menempatkan tari tidak saja hanya sebagai objek, tetapi menjadi bagian penting dari sebuah siklus kehidupan tari.
Dengan skenamenari maka menjadi pijakan untuk bertemu dengan teman baru. lingkungan baru, karya baru, atmosfir baru, yang akhirnya menjadikan wacana kekaryaan dan keilmuan baru dalam kredo seni pertunjukan.
Sedangkan festival adalah gelar karya terbaik dari insan tari dari berbagai daerah di Indonesaia bahkan dari luar negeri. Hal ini akan menambah referensi, apresiasi karya tari, serta dapat melihat barometer perkembangan kekaryaan jagat tari di Indonesia.
Secara garis besar rangkaian acara adalah sebagai berikut: Opening, orasi budaya oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemenristekdikti Hilmar Farid. Panggung Skenna, Gendon Legacy, Kid Dancing. Contemporer International, Folk Dance, Disable Dancing.
Dalam Pertunjukan Festival, akan tampil Keraton Kasultanan Yogyakarta, Pura Paku Alaman, Pura Mangkunegaran. Untuk penari yang menari nonstop selama 24 jam antara lain Jarot Bodi dari Solo, Hanna Sulisya (Bandung) Adi Putra (Jombang), Tonny Broere (Bandung), Ni Nyoman Yuliarmabeni Nola M. Safrizal (Aceh), Tyoba Armey (Bandung), Yuliana Meneses Orduno (Meksiko).
Pada WDD Th 2024 juga tampil pemusik nonstop selama 24 jam, yaitu: Nur Handayani (Solo), Misbahidun (Makassar) dan Dr R Choiral Stammes (Yogyakarta), Seluruh rangkaian acara ditutup dengan pentas Closing, di Teater Kapal Kampus ISI Surakarta. (Iskandar)
Komentar