Bidik Paralimpiade AS 2028, NPC Siap Jaring Atlet Muda Di Seluruh Indonesia

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Guna meningkatkan prestasi atlet pada Paralimpiade Los Angelos, Amerika Serikat(AS) 2028 mendatang, National Paralympic Committee (NPC) Indonesia akan blusukan ke 38 provinsi di Indonesia untuk mencari atlet muda potensial. Program yang dinamai Mendobrak Batas dijadwalkan mulai bulan Maret 2025.

“Bibit-bibit atlet muda ini nantinya akan dipantau dan diseleksi untuk menjalani pemusatan latihan di Kota Solo,” ujar Ketua Umum NPC Indonesia, Senny Marbun didampingi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) NPC, Rima Ferdiyanto dan Humas NPC, Heri “Gogor” Isranto saat Sosialisasi Program NPC 2025 di Kantor NPC Pusat kawasan Petoran, Jebres, Solo, Jateng, Selasa 7 Januari 2025.

banner 300x250

Menurut dia NPC Indonesia sebenarnya sudah mencatatkan sejarah baru ketika kontingen yang diterjunkan pada Paralimpiade Paris 2024 sukses mengumpulkan 14 medali. Indonesia juga tiga kali beruntun berhasil menjadi juara umum ajang Asean Para Games edisi 2017, 2022 dan 2023.

Baca juga: NPC Indonesia Mendobrak Batas Cari Atlet Muda Di 38 Provinsi

Tapi NPC Indonesia membidik program jangka panjang, termasuk mengejar prestasi di Paralimpiade Los Angeles 2028. Karena itu pihaknya meluncurkan program Mendobrak Batas agar pencarian atlet muda potensial di seluruh penjuru Tanah Air lebih maksimal.

Terkait hal itu Senny berharap banyak dari pencarian atlet muda ke seluruh penjuru Tanah Air ini. Dia berpendapat regenerasi atlet harus berjalan lebih maksimal agar prestasi jangka panjang lebih moncer.

“Indonesia ini negara besar. Tidak semestinya Indonesia hanya mendapatkan satu atau dua medali emas di Paralimpiade.  Makanya kita harus berani turun ke daerah. Kalau kita tidak berani turun ke daerah, saya rasa kita tidak mungkin mendapatkan materi yang berkualitas tinggi,” tegas dia.

Dia menjelaskan program Mendobrak Batas yang digelar mulai bulan Maret hingga Desember 2025 membidik atlet muda dengan usia maksimal 23 tahun. Setiap provinsi diberi target hingga 100 atlet untuk dipantau oleh tim ahli dari NPC Indonesia.

Atlet yang dipantau, ungkap dia, antara lain terdiri atas tiga kategori, yakni hambatan fisik (50 persen), hambatan intelektual (25 persen) dan hambatan penglihatan (25 persen). Nanti sebanyak 100 atlet terpilih dari program Mendobrak Batas ini akan menjalani pemusatan latihan di Kota Solo.

“Nanti atlet yang akan dipantau sesuai potensi yang mereka miliki. Selanjutnya merka diboyong ke Solo untuk pemusatan latihan selama tiga bulan. Kita akan lihat kemampuannya, apakah prestasinya memungkinkan untuk dibina. Lalu kita juga lihat bagaimana kemauan dan bagaimana mentalitasnya,” kata Senny.

Lebih lanjut dia mengemukakan program ini juga merupakan bagian dari upaya NPC Indonesia untuk memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat difabel di seluruh Indonesia. Dia optimistis di daerah masih banyak potensi muda yang bisa mengharumkan nama Indonesia, seperti Leani Ratri Oktila dan kawan-kawan yang sudah bertahun-tahun njadi andalan Indonesia.

Senny mengklaim melalui ajang Peparnas, pihaknya telah menjaring banyak atlet. Namun pihaknya merasa masih perlu blusukan ke daerah untuk lebih maksimal lagi.

“Paling tidak kita memberikan perhatian kepada mereka. Masyarakat difabel di daerah yang belum tersentuh, kita ajak untuk ikut berkiprah mengharumkan nama negara di kancah internasional. Saya yakin mereka bisa,” tegas dia.

Sementara itu, Wasekjen NPC Indonesia, Rima Ferdianto, menambahkan program Mendobrak Batas ini sangat penting agar atlet di berbagai daerah lebih terarah sesuai potensi masing-masing. Dia menilai dari pengamatan pada ajang Peparnas XVII 2024, ada banyak atlet muda yang terjun di olahraga yang tidak sesuai potensinya.

Karena itu nanti pihaknya akan menerjunkan tim ahli ke berbagai daerah guna melihat bakat setiap atlet. Seleanjutnya mereka akan diarahkan untuk mendalami cabang olahraga sesuai potensi yang dimiliki.

Dia optimistis jika dari awal dibina di cabang olahraga yang sesuai potensinya, maka atlet tersebut akan jauh lebih bagus. Karena itu Rima ingin memaksimalkan hal tersebut melalui program ini.

Dia berharap kuota atlet yang dikirim ke Kota Solo juga ditentukan agar atlet dari hambatan tertentu tidak menumpuk. Selama ini, NPC daerah acap kali hanya fokus pada atlet dengan hambatan intelektual dan hambatan penglihatan.

Kadang-kadang daerah dinilai hanya merekrut atlet yang hambatannya intelektual 100 persen atau hambatan penglihatannya 100 persen yang mudah dicari di sekolah luar biasa.

“Padahal yang menjadi andalan kita adalah atlet dengan hambatan fisik. Maka dari itu kita berikan kuota agar pengurus daerah rajin terjun untuk menjemput atlet dengan hambatan sesuai kuota tersebut,” kata Rima.

Dia menjelaskan para atlet muda hasil program Mendobrak Batas ini nanti berpotensi menjalani latihan di Pusat Pelatihan Paralimpiade Indonesia (PPPI) di Delingan, Kabupaten Karanganyar, Jateng. Di tempat ini terdapat 10 cabang olahraga yang sudah bisa berlatih setelah diresmikan. (Iskandar)

Komentar