Inovasi Uniba Sulap Limbah Popok Bayi Jadi Sumber Pendapatan Baru Bagi Warga Kampung Iklim Kitiran RT VIII Kelurahan Purwosari, Surakarta

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Siapa sangka, tumpukan limbah popok bayi yang selama ini dianggap masalah pelik, kini menjelma menjadi ladang pendapatan bagi warga Kampung Iklim Kitiran, Surakarta. Berkat inovasi cemerlang dari Universitas Islam Batik (Uniba), limbah popok yang tidak terpakai disulap menjadi produk kerajinan bernilai tinggi, sehingga membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat.

Dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Uniba berhasil mengubah stigma negatif terhadap limbah popok. Tim yang diketuai oleh Sri Purwati, S.T., M.T. bersama anggota tim Nancy Oktyajati, S.T., M.T., Sitti Mukarromah, S.E., M.M., dan dua mahasiswa, Ricky Adi Saputra dan Irvan Wananda Febriansyah, melaksanakan kegiatan berjudul “Implementasi Ekonomi Sirkular Limbah Popok Bayi Melalui Pemberdayaan Masyarakat untuk Mewujudkan Green Economy di Kampung Iklim Kitiran RW VIII Kelurahan Purwosari, Surakarta”.

banner 300x250

Program ini didukung oleh hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM). Kegiatan ini berhasil mengolah limbah popok menjadi bahan baku kerajinan resin yang unik dan menarik. Hasilnya adalah produk-produk, seperti jam dinding, gantungan kunci, vas bunga, nampan, dan aksesoris lainnya yang setara dengan produk-produk mahal di pasaran.

Dari Sampah ke Emas

Kampung Iklim Kitiran, yang sudah terkenal dengan program “Bank Sampah Kitiran Emas”, kini semakin bersinar berkat inovasi terbaru ini. Warga setempat menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti serangkaian kegiatan yang diadakan oleh Uniba. Kegiatan tersebut mencakup Sosialisasi Pengelolaan Limbah Popok Bayi untuk Lingkungan Sehat & Berkelanjutan; Implementasi Pengumpulan Limbah Popok Bayi; Pelatihan Pengolahan Limbah Popok Bayi menjadi Produk Handicraft Resin; serta Pelatihan Pemasaran dan Digitalisasi Produk Handicraft Resin dari Limbah Popok Bayi.

Bapak Dominico Danang Sandi, ketua pengelola Kampung Iklim Kitiran, mengungkapkan rasa syukurnya, “Inovasi daur ulang limbah popok bayi ini telah membuka mata kami. Kami tidak menyangka limbah popok bayi yang selama ini dianggap masalah bisa menjadi sumber pendapatan baru. Ini adalah langkah maju yang sangat berarti bagi lingkungan dan perekonomian kami,”.

Dukungan Pemerintah dan Masyarakat
Program ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kelurahan Purwosari. Bapak Taufiek Mukti Wibowo (Kasi Pembangunan Kelurahan Purwosari), mengatakan, “Inovasi UNIBA ini sangat menginspirasi, kami berharap program serupa bisa diterapkan di RW lain di Kelurahan Purwosari untuk mengatasi masalah sampah dan memberdayakan masyarakat.

Keberhasilan Uniba membuktikan bahwa masalah lingkungan tidak hanya dapat diatasi dengan pendekatan inovatif, tetapi juga berpotensi menjadi solusi ekonomi yang menjanjikan. Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan komitmen, limbah yang selama ini dianggap sebagai beban dan masalah dapat diubah menjadi sumber pendapatan baru serta memberikan manfaat ganda bagi masyarakat dan lingkungan. Ke depan, program ini menjadi contoh nyata bahwa strategi ekonomi sirkular yang tidak hanya menyelesaikan masalah limbah, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Diharapkan kegiatan ini dapat membuka kesadaran lebih banyak orang untuk berperan aktif dalam mengelola sampah rumah tangga masing-masing. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menarik perhatian dinas terkait untuk terus berinovasi dan meningkatkan upaya pengelolaan sampah rumah tangga, khususnya di Kota Solo, sehingga visi Solo Berseri tidak hanya menjadi slogan, tetapi dapat dihayati dan diwujudkan oleh seluruh masyarakat Kota Solo dalam kehidupan sehari-hari. (Yulianto)

Komentar