Jawa Tengah Kembali Jadi Juara Umum Di Peparnas XVII di Solo

Akhir Penantian 12 Tahun

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Penantian panjang kontingen Jawa Tengah selama 12 tahun membuahkan hasil manis dengan menjadi juara umum pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024. Raihan ini merupakan hasil keteguhan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jawa Tengah dalam memelihara tekad dalam memulangkan gelar juara umum Peparnas.

Status juara umum Peparnas XVII Solo 2024 disabet Jawa Tengah setelah berhasil mendulang 406 medali, dengan rincian 161 emas, 121 perak, dan 124 perunggu. Ini menjadi gelar juara umum keenam bagi Jateng sekaligus mengukuhkan mereka sebagai provinsi tersukses di ajang multievent olahraga disabilitas terbesar di Indonesia ini.

banner 300x250

Kali terakhir Jawa Tengah meraih gelar juara umum sekaligus memuncaki klasemen perolehan medali adalah pada Peparnas XIV di Kota Pekanbaru, Riau, tahun 2012 lalu. Sebenarnya, ambisi Jateng untuk kembali mengukir juara umum sudah diupayakan pada edisi berikutnya.

Baca juga: Malam Nanti, Maliq & D’Essentials Siap Bikin Romantis Upacara Penutupan Peparnas XVII Solo 2024

Sayangnya, cita-cita ini gagal terwujud pada Peparnas edisi XV di Bandung pada tahun 2016 dan edisi XVI di Papua pada tahun 2021.

Ketua NPCI Jawa Tengah, Osrita Muslim, mengakui apabila gelar juara umum ini sudah menjadi targetnya sejak lama, tepatnya seusai dia terpilih menakhodai organisasi ini pada periode 2017-2022. Dia kemudian kembali didapuk melanjutkan masa kepemimpinannya pada periode 2022-2027.

Portalika.com/Humas PB Peparnas

“Gelar juara umum ini sangat luar biasa, terutama untuk kepimpinan saya kali ini, karena dari awal memang ada keinginan dari semua pengurus NPCI Jawa Tengah itu untuk bagaimana caranya supaya kita menjadi juara umum,” kata Osrita Muslim, yang ditemui saat upacara penutupan Peparnas XVII di Stadion Manahan Solo, Minggu, 13 Oktober 2024.

Osrita mengakui kepercayaan diri jajaran pengurus NPCI Jateng sebetulnya sempat menipis setelah sebelumnya Peparnas XVII diputuskan bergulir di Aceh-Sumatera Utara.

“Tetapi ketika status tuan rumah dipindah ke Solo, itu harapan sangat menggebu-gebu. Bahkan, atlet-atlet kita itu seperti marah. Panggungnya selama ini jauh-jauh dan kini berpindah jadi tuan rumah, itu adalah sangat luar biasa,” ujar Osrita.

Kesuksesan Jateng menyegel gelar juara umum Peparnas XVII ini memang tak bisa dilepaskan dari status sebagai tuan rumah. Dengan menjadi tuan rumah, motivasi atlet, pelatih dan ofisial, bisa tumbuh berlipat-lipat.

Apalagi melalui peralihan dana yang disiapkan untuk transportasi, NPCI Jateng bisa menambah kuota atlet yang mengikuti pelatda. Total kekuatan yang diterjunkan pun meningkat pesat hingga mencapai 373 atlet dari sebelumnya 250 atlet pada Peparnas XVII ini.

Portalika.com/Humas PB Peparnas

“Teman-teman atlet juga sudah mengikuti Pelatda dari November 2023. Kemudian, setelah disusul kabar tuan rumah dipindah ke Solo, kami langsung menambah atlet pada bulan April 2024 menjadi 250 orang,” ungkap dia.

Setelah itu dia meminta kepada Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata  (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah untuk mengalihkan dana yang awalnya diproyeksikan sebagai transportasi ke Sumatra Utara, menjadi penambahan kuota atlet.

“Makanya kuotanya bisa sebanyak 373 orang atlet,” imbuh dia.

Osrita Muslim merasa bangga dengan perjuangan kontingennya. Menurutnya, gelar juara umum ini menjadi anugerah bagi seluruh disabilitas di Jawa Tengah. Dia juga ingin mempersembahkan kesuksesan ini untuk seluruh masyarakat yang telah mendukung kontingennya pada Peparnas XVII ini.

Portalika.com/Humas PB Peparnas

“Ke depannya, untuk teman-teman yang belum beruntung, saya harap itu dianggap sebagai sebuah kesuksesan yang tertunda. Harapannya, mereka bisa lebih maju lagi di masa-masa mendatang,” tutur Osrita.

Osrita menggarisbawahi para atlet ini harus bisa berusaha lagi untuk mendapatkan keinginan mereka yang tertunda.

“Untuk pelatih-pelatih, di beberapa cabor memang sangat sukses sekali untuk pembinaan atlet. Mungkin ada beberapa cabor yang masih perlu kami data ulang untuk pembinaan ke depannya,” jelas dia.

Kesuksesan Jateng merajai puncak klasemen ini ditopang dari tiga cabang olahraga (cabor), yakni para atletik (45 emas, 36 perak, 21 perunggu), para balap sepeda (26 emas, 23 perak, 8 perunggu) serta para tenis meja (16 emas, 15 perak, 23 perunggu).

Di peringkat kedua ada kontingen Jawa Barat dengan raihan 354 medali, dengan 120 emas, 116 perak, dan 118 perunggu. Selanjutnya di posisi ketiga ada kontingen dari Provinsi DKI Jakarta dengan total 104 medali, dengan rincian 39 medali emas, 29 perak, dan 36 perunggu. (Ariyanto/*)

Komentar