Keraton Kasunanan Dan Mangkunegaran Bakal Kirab 1 Sura Hari Minggu Malam

Peringati 1 Suro

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Kirab peringatan menyambut 1 Sura Je 1958 yang biasa digelar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran Surkarta, Jateng tahun 2024 dijadwalkan digelar bareng.

Kedua belah pihak sepakat akan menggelar kirab pada Minggu 7 Juli 2024 malam, hanya beda waktu. Salah seorang panitia kirab Keraton Kasunanan Surakarta, Dr KP Eddy Wirabhumi, SH, MM dalam konferensi pers di salah satu resto di Solo, Kamis 4 Juli 2024 mengatakan, Pura Mangkunegaran melaksanakan kirab sekitar pukul 19.00 WIB dan kirab Keraton Kasunanan sekitar pukul 00.00 WIB.

banner 300x250

“Kemarin ada koordinasi dengan Mangkunegaran yang awalnya berniat menggelar kirab malam Minggu. Tapi karena kebetulan petugas di Sasana Wilapa [Keraton Kasunanan] ini juga petugas di Mangkunegaran, sehingga bisa berkomunikasi. Keraton melaksanakan kirab Minggu, malam Senin yang sama harinya hanya beda waktu,” tegas Eddy.

Baca juga: Rute Kirab Pusaka Mangkunegaran Akan Diperpanjang Sampai Slamet Riyadi, Kenapa?

Sebenarnya, ujar dia, konferensi pers ini akan dipimpin Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) yang juga istrinya yaitu Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari alias Mbak Moeng. Namun karena Kamis 4 Juli 2024 merupakan malam Jumat terakhir menjelang 1 Sura, Mbak Moeng ziarah ke beberapa tempat.

Di antaranya ke Kota Gede, makam leluhur raja-raja Mataram di Imogiri, Parangkusumo semuanya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini dimaksudkan agar saat memasuki bulan yang akan datang, bisa berjalan lebih baik lagi dan peringatan 1 Suro berjalan lancer dan diharapkan memberi manfaat kepada masyarakat.

Menurut Eddy tahun lalu pusaka yang dikirab ada tujuh buah, tahun ini mudah-mudahan lebih dari tujuh buah. Namun hingga Kamis 4 Juli 2024 pihaknya belum bisa memastikan karena pihaknya masih melakukan gladi bersih mengelilingkan kerbau Kyai Slamet di Baluwarti, supaya tidak kaget.

Karena selama revitalisasi lingkungan keraton kerbau keturunan Kyai Slamet dinilai tidak pernah keluar kandang. Biasanya mereka bisa jalan-jalan di Alun Alun, tapi sekarang ini hampir enam bulan tidak pernah keluar kandang karena itu Kamis mereka dikeluarkan untuk dilatih.

Untuk rute seperti biasa dari Keraton ke Supit Urang, masuk ke tengah Alun Alun Utara, menuju Telkom melalui jalur kanan. Selanjutnya belok ke kanan mentok Loji Wetan ke kanan sampai Perempatan Baturono, ke kanan sampai Perempatan Gemblegan ke kanan sampai Perempatan Nonongan menelusuri jalan sisi barat.

Salah seorang panitia kirab Keraton Kasunanan Surakarta, Jateng, Dr KP Eddy Wirabhumi SH MM menjawab pertanyaan wartawan saat konfernsi pers di salah satu resto di Solo, Kamis 4 Juli 2024. (Portalika.com/Iskandar)

Sesampai Perempatan Nonongan kirab belok kanan menuju Gladag menyusuri Jalan Slamet Riyadi sisi kanan. Setelah itu rombongan kirab masuk ke Alun-Alun sampai pagelaran ke kiri terus masuk keraton. Total jarak tempuh kirab sejauh sekitar 7 kilometer.

8 Ekor Kerbau Mati
Jika kirab dimulai pukul 00.00 WIB kalau tak ada halangan diperkirakan selesai sekitar pukul 03.00 WIB. Sebenarnya kerbau yang akan ikut kirab ada 11 ekor, tapi masih dilihat lagi nanti setelah latihan baru bisa ditetapkan berapa yang layak ikut kirab dan berapa yang didrop.

Ditanya apakah saat kirab melibatkan kerbau yang sudah tua, Eddy akan melihat lebih lanjut. Karena selama ini memang terjadi proses regenerasi, yang sudah tua ada yang mati, tapi juga lahir kerbau-kerbau muda.

Pihaknya juga mengaku baru kehilangan kerbau yang di Pengging, Boyolali, Jateng dari delapan ekor kerbau tujuh ekor telah mati. Diduga mereka terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) yang juga menghinggapi sapi-sapi warga.

Sehingga ketika sapi-sapi warga mati, 7 kerbau milik keraton juga mati. “Ketika itu dokter hewan menyatakan angkat tangan tak bisa mengatasi PMK yang menghinggapi kerbau keraton ini,” ungkap Eddy.

Dia menjelaskan kerbau milik keraton banyak tersebar di beberapa tempat. Selain di Pengging kerbau keraton ini juga ada di Lereng Merapi, di Ponorogo, Jatim, di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta dan sebagainya.

Kirab Diikuti 6.000 Orang
Lebih lanjut dia menerangkan prosesi acara menyambut 1 Suro didahului dengan wilujengan pukul 21.00 WIB. Kirab diikuti Pokoso sekitar 1.300 orang, sentana dan abdi dalem lain sekitar 600 orang, abdi dalem lain sekitar 300 orang. Untuk keamanan seperti polisi dan lainnya sekitar 600 orang. Estimasinya jumlah peserta kirab antara 5.000 orang sampai 6.000 orang.

Saat kirab berjalan sambil berdoa keliling, ada pihak lain yaitu Kanca Kaji bersama abdi dalem yang tidak ikut kirab melakukan salat tahajud. Selain dilakukan di masjid keraton, tahajud juga dilakukan di Magangan.

Karena kalau hanya dilakukan di masjid keraton dikhawatirkan tidak cukup menampung jemaah. Sedangkan cucuk lampah atau barisan paling depan kirab ditempati rombongan kerbau keturunan kyai Slamet.

Kalau dalam esensi dimensi spiritual, karena dalam hidup setiap manusia siapapun dia, seyogyanya mencari keselamatan lahir dan batin. Sedangkan pusaka untuk kejayaan, pusaka untuk kedudukan dan sebagainya ada di belakang rombongan kerbau.

Kalau dalam dimensi ketatanegaraan yang dipahaminya, karena Indonesia Negara Agraris, dan kerbau sering dipakai sebagai simbol, kerbau juga sering diasumsikan teman petani. Sehingga yang harus dipikirkan itu diharapkan mengutamakan rakyat. (Iskandar)

Komentar