Portalika.com [NTT] – Nusa Tenggara Timur yang kaya akan keberagamannya menjadi salah satu provinsi dengan nila kerukunan terbaik, hal ini dibuktikan dengan peringkat terbaik dalam toleransi dan kerukunan umat beragama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Perkembangan teknologi yang mendorong tergerusnya nilai-nilai moral mengakibatkan bergesernya nilai-nilai kerukunan menjadi fanatisme berlebihan serta berkembangnya pemahaman beragama yang eksklusif. Mencegah hal tersebut, DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) NTT menggelar Dialog Lintas Iman dengan tajuk Menyambut dan mengisi Ramadan dengan Bingkai Kebhinekaan.
Dialog diselenggarakan di Kampus Multikultural Muhammadiyah Kupang, Senin, 17 Maret 2025 menghadirkan 3 Rektor sebagai Narasumber utama yang mewakil 3 agama. Yakni Kristen diwakili Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Dr I Made Suardana, Umat Katolik diwakili oleh Dr Philippe Tule, selaku Rektor Universitas Katholik Widya Mandira Kupang dan perwakilan Umat Islam Prof Dr Zainur Wula, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang.
Baca juga: Ketua MUI Provinsi NTT Ajak Rawat Kerukunan Umat Beragama
Dalam penyampaian materinya ketiga narasumber menyampaikan perspektif dari kacamata agama dipandang dari perspektif akademisi. Rektor Unwira dalam kesempatan diskusi bersama peserta yang hadir menyampaikan menjadi potensi perpecahan kerukunan harus menjadi perhatian.
“Dimana fanatisme dan pengaruh paham yang menyimpang di masing-masing agama terus menggerus keimanan individu saat ini selain itu perkembangan tehnologi adalah salah dampak terjadinya konflik-konflik antar umat beragama,” tandasnya.
Hal tersebut juga ditegaskan kembali oleh Ketua FKUB NTT Prof Dr Yuliana Salosso yang hadir sebagai keynote speaker pada dialog tersebut.
Senada dengan Pater Philip, Rektor Rektor IAKN Kupang menuturkan edukasi dan hadirnya ruang-ruang diskusi untuk menyamakan pandangan terkait toleransi adalah benteng kita memupuk dan menjaga aset penting yang bernama toleransi.
Ketua IMM Provinsi NTT, Cakti Flobamorinci mengemukakan tujuan dari pelaksanaan kegiatan adalah memelihara spirit kebhinekaan lewat perspektif akademisi dan dunia kampus. Dimana kampus adalah ruang yang akan mendorong tercipta pandangan-pandangan yang selaras terkait dengan toleransi itu sendiri.
Saat itu IMM mendapuk 3 rektor yang hadir sebagai narasumber tersebut sebagai Duta Toleransi Lintas Iman di dunia kampus. Sedangkan Rektor Univeristas Muhammadiyah berharap barisan mahasiswa harus kreatif menciptakan ruang besar diskusi.
“Dimana dalam kegiatan itu nantinya akan ide dan gagasan yang muncul sebagai karya seperti kegiatan hari ini, slogan nusa terindah toleransi jangan hanya menjadi slogan tapi harus terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya. (Haryati K/*)
Editor: Triantotus
Komentar