Portalika.com [KLATEN] – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 137 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan program kerja inovatif bertajuk Smart Dustbin di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Program Khusus Bayat, Desa Krakitan, Kelurahan Bayat, Kabupaten Klaten.
Program ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi sensorik dalam pengelolaan sampah, dengan menggunakan perangkat Arduino Nano dan sensor ultrasonik.
Kelompok KKN 137 sendiri diketuai oleh Dimas Rama Wijaya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) serta beranggotakan 9 mahasiswa lainnya. Kesembilan anggota tersebut adalah Irfan Fadlani, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan.
Baca juga: Mahasiswa UNS Hadirkan Solusi Praktis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Desa Plumpung, Magetan
Kemudian Amanda Alya Kamilla dan Salmaa Anisah Rodhiyah dari Prodi Pendidikan Fisika, Ricky Jatmiko dari Pendidikan Teknik Mesin (PTM), Ayu Bunga Mutiara Sari, Fitri Handayani dan Zivana Erishinta Syaharani, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa serta Dyah Ayu Syafinah dan Rastika Erning Bidari dari Prodi Pendidikan Ekonomi.
Dalam melaksanakan program tersebut, mahasiswa KKN didampingi Tya Resta Fitriana, SPd, MPd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Program kerja Smart Dustbin adalah inisiatif yang mengintegrasikan teknologi modern untuk menciptakan tempat sampah sensorik otomatis.
“Dalam tahap pengenalannya, kami memaparkan cara kerja dari sensor ultrasonik yang mendeteksi keberadaan sampah dengan mengukur jarak antara sensor dan objek. Ketika objek terdeteksi dalam jarak tertentu, Arduino Nano mengirimkan sinyal ke servo motor untuk membuka tutup tempat sampah secara otomatis,” terang Ketua KKN Kelompok 137 UNS, Dimas Rama Wijaya disampaikan Humas UNS, Selasa, 10 September 2024.
Dirinya menambahkan selain bisa membuka tutup tempat sampah ketika mendeteksi keberadaan sampah, teknologi tersebut dapat menutup kembali secara otomatis setelah beberapa detik.
“Penggunaan teknologi ini dinilai dapat menjaga kebersihan dan mengurangi risiko penyebaran penyakit melalui kontak langsung,” tambah Dimas.
Proses pembuatan Smart Dusbin melibatkan pemasangan komponen seperti Arduino Nano, sensor ultrasonik, dan servo motor, serta penulisan kode program untuk mengatur kerja sistem.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kebersihan dalam pengelolaan sampah, dengan memberikan solusi higienis dan praktis melalui penggunaan teknologi.
“Inovasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam manajemen sampah,” tutur Dimas.
Pelaksanaan program kerja ini melibatkan seluruh siswa kelas VII, VIII dan IX, MTs Muhammadiyah Program Khusus Bayat. Dengan terlaksananya program kerja Smart Dustbin, diharapkan para siswa dapat lebih memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan termotivasi untuk terus berinovasi dalam memanfaatkan teknologi demi kebaikan bersama. (Triantotus)
Komentar