Rektor: Unisri Harus Membumi Dan Mengglobal

Dies Natalis Ke-45

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Ada yang beda dari hari biasanya, halaman Auditorium Kampus Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, Jateng belum lama ini dipenuhi dengan lalu-lalang orang berpakaian tradisional.

Jika biasanya staf akademika Unisri ke kampus mengenakan pakaian nasional, saat Dies Natalis ke-45 atau Lustrum IX Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, Jateng Kamis, 17 April 2025, mereka mayoritas mengenakan busana tradisional Jawa.

banner 300x250

Selain itu pidato sambutan upacara yang biasanya menggunakan Bahasa Indonesia, saat itu pidato sambutan juga didominasi dengan Bahasa Jawa.

Baca juga: Unisri Solo Siap Cetak Sarjana Lulus Kuliah 4 Tahun

“Unisri memang harus membumi dan mengglobal. Mila basa ingkang dipun ginaaken basa Jawi ugi internasional [Maka dari itu Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa dan juga Bahasa internasional-red]. Ini luar biasa, mungkin ini peristiwa dalam sejarah,” ujar Rektor Unisri, Prof Dr Sutoyo.

Menurut dia, Unisri berdiri tahun 1980 karena itu tahun 2025 ini usianya genap 45 tahun atau lustrum IX. Tahun ini dies natalis Unisri dibuka dengan opening ceremony para civitas akademika mengenakan busana adat Jawa.

Dia mengaku bangga dengan suasana Dies Natalis yang penuh nuansa tradisi seperti pengenaan busana tradisi Jawa dan juga penggunaan Bahasa Jawa para civitas akademika.

Meski dia mengkui beberapa di antara mereka mungkin dengan terpaksa mengenakan busana tradisi Jawa, namun tidak masalah. Yang penting saat Dies Natalis para civitas akademika mengenakan busana Jawa.

Komitmen ini perlu dihargai sehingga dia menngucapkan terima kasih atas keiklhasan dan dukungan mereka. Selain itu Sutoyo juga mengapresiasi para mahasiswa yang terlibat dalam kepanitiaan Dies Natalis ini.

Mereka dinilai telah menyumbangkan ide-ide kreatif sehingga acara berlangsung semarak. “Terima kasih kepada mahasiswa atas kehadirannya sehingga memberi dukungan kepada Unisri. Mudah-mudahan inovasi semacam ini berlanjut di masa yang akan datang,” papar Sutoyo.

Dia menjelaskan pada lustrum IX panitia telah menjadwalkan beberapa acara menarik. Di antaranya kegiatan ilmiah seperti seminar internasional dan nasional, pasar murah, sepeda sehat, jalan sehat, ziarah, expo pertanian, pentas musik Lorenza yang saat ini sedang naik daun.

Rektor Unisri, Prof Dr Sutoyo (dua dari kanan) menerima potongan tumpeng saat Dies Natalis ke-45 di Auditorium kampus setempat. (Portalika.com/Iskandar)

Diharapkan seluruh kegiatan yang diadakan Unisri bisa berdampak luar biasa ke lembaga. “Jangan hanya sekadar membatalkan kewajiban, kegiatan harus berdampak positif terhadap penyelenggara maupun lembaga,” tegas dia.

Sutoyo mengutarakan tema yang diangkat pada lustrum IX ini adalah Transformasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Menuju Perguruan Tinggi Yang Maju dan Berdaya Saing Global. Tema ini diangkat Berdasar hasil evaluasi yang dilakukan terhadap kondisi Unisri.

Hadirkan Grup Musik Lorenza
Sementara itu Ketua Panitia Dies Natalis ke-45 Unisri, Dr Dora Kusumastuti mengatakan, berbagai kegiatan telah direncanakan untuk meramaikan kegiatan. Antara lain, ziarah ke makam pendiri, jalan sehat, sepeda sehat, bazar pasar murah, seminar internasional, pentas budaya, dan malam penghargaan.

“Pada tanggal 14 Juni nanti, kita juga akan mengundang kelompok musik Lorenza yang lagi viral. Untuk itu yang suka lagu-lagu jadul zaman dulu, silakan hadir menyaksikan,” kata Dora.

Sedangkan Sekretaris Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi Surakarta, Widiastuti lebih banyak mengkilas balik universitas swasta terbesar di Solo tersebut untuk mengingatkan sejarah pada para dosen, tenaga pendidikan, dan para mahasiswa.

“Saya masih ingat, saat itu Pak Sutoyo [Rektor Unisri], Bu Anita, Bu Dewi masih unyu-unyu ketika pertama kali masuk Unisri. Kini beliau sudah menjadi profesor, sudah menjadi guru besar,” kata Widiastuti.

“Saya mewakili yayasan berharap, Universitas Slamet Riyadi makin berkembang, ngremboko, sehingga para dosen, para tenaga pendidikan, dan para karyawan hidupnya sejahtera, uripe mulya,” kata dia berharap. (Iskandar)

Komentar