Portalika.com [NGUNTORONADI] – Ribuan warga berjubel di Lapangan Sepakbola, Kelurahan Beji, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Minggu, 23 Juli 2023. Mereka melihat pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Sigit Ariyanto dari Rembang dalam rangka Sosialisasi Literasi Digital 2023 dengan lakon Sesaji Rojo Suyo.
Pagelaran tersebut diselenggarakan oleh Kemkominfo RI bersama Siberkreasi dan PT Sinar Multi Komunika dengan tema Menjadi Netizen Yang Bijak Dalam Bermedia Sosial. Penyerahan tokoh wayang Brotoseno oleh Ketua Komisi III DPR RI, Ir Bambang Wuryanto, MBA kepada Ki dalang Sigit Ariyanto.
Pengamanan kegiatan dilakukan anggota Polsek Nguntoronadi dan anggota Koramil 04/Nguntoronadi dipimpin Kapolsek Nguntoronadi AKP Ujang Joko Widianto, SH.
Baca juga: Semester I, Capaian Program Sejuta Rumah Capai 480.438 Unit
Kepala Diskominfo Kabupaten Wonogiri, Heru Nuswantoro SSos, MM, menjelaskan pagelaran wayang kulit menjadi saksi peran dari berbagai unsur masyarakat dan pentingnya kontribusi aktif untuk transformasi digital yang semakin baik.
“Saat ini, kita di era tranformasi digital, perkembangan teknologi pesat dan mampu melakukan aktifitas ruang digital yang aktif. Angka pengguna digital meningkat dari tahun ke tahun. Internet membuka pintu-pintu kehidupan kita, salah satunya bidang perekonomian,” ujarnya.
Menurutnya, perkembangan yang semakin pesat itu harus diimbangi dengan kemampuan SDM mumpuni agar teknologi digunakan bijak. “Kemampuan literasi digital bukan hanya menguasai teknologi. Kita tidak hanya menggunakan tetapi harus memahami penggunaannya. Ada empat pilar literasi digital yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital.”
Lebih lanjut Heru menyatakan era baru, era digitalisasi dalam bidang pelayanan masyarakat harus dapat dimanfaatkan. “Jadilah pengguna yang baik, masyarakat harus mampu memilih dan memilah informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Digitalisasi banyak kemudahan namun demikian banyak yang harus diantisipasi diantaranya pornografi, hoaks,” katanya.
Sedangkan dalam talk show narasumber Dr Adriana Grahani Firdausy, SH, MH, dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret mengingatkan agar pengguna digital menjaga privasinya. “Hati-hati menjaga privasi jangan di posting di medsos karena dapat digunakan oleh pelaku kejahatan. Jangan posting uang di medsos karena dapat menarik tindak pidana kriminalitas dan dilarang membully di medsos karena bisa dituntut hukum.”
Dirjen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Syaifullah, SE, MEC, PhD mengatakan pengguna media sosial harus berhati-hati karena rekam jejak digital tidak bisa dihapus dan bisa dibuka kembali. Menurutnya, banyak pejabat publik terjerat pidana karena tidak bijak dalam bermedia sosial.
Sementara ity, Ir Widodo Hastjaryo, Kepala Museum Pers Surakarta, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), mengibaratkan era digital seperti tol udara. “Hati-hati dengan berita hoaks, baik membuat maupun meneruskan berita hoaks.”
Hal sama disampaikan dosen London School of Public Relations, Dr Yohannes Don Bosco Doho, SPhil, MM, CET. Dia katakan bermedia sosial di bumi dan di negeri Pancasila, jangan sharing yang tidak penting, tetapi sharinglah yang penting-penting.
“Jangan berpikir yang penting viral. Jangan ber-gosip di media sosial karena perlu diketahui bersama bahwa yang ada dunia maya tidak semua sesuai di dunia nyata,” tegasnya.
Hadir di acara itu, Ketua Komisi III DPR RI, Ir Bambang Wuryanto, MBA, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Boni Fasius Pujianto, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, Kajari Wonogiri, Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, SSos.
Kemudian Wakapolres Wonogiri, Kompol Andi Mohamad Mekuo, SH, SIK, MH. Kepala Badan Penelitian Sumber Daya Manusia dan Penelitian Kominfo Yogyakarta, Dr Christiany Juditha, SSos, MA, Widyaiswara Utama, Rosarita Niken Widiastuti, Ketua DPRD Wonogiri, Sriyono, SPd dan tamu undangan. (Suryono)
Komentar