Portalika.com [SOLO] – Demo sekitar ratusan mahasiswa dan pelajar Kota Solo, Jateng dan sekitarnya berhasil menduduki Gedung DPRD Kota Solo di Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Rabu 28 Agustus selepas Maghrib. Namun sekitar 10 menit kemudian ketika para peserta aksi ke luar halaman, mereka justru ricuh terlibat saling lempar gelas plastik kemasan air mineral di Jalan Adi Sucipto depan Kompleks DPRD Solo.
“Saya tadi sempat minggir menjauh dari mereka yang saling lempar. Saya tidak tahu siapa yang melempar, tapi para peserta aksi yang berjalan ke barat ketika mau pulang, mendadak ada yang melempar. Hal ini menjadikan suasana kacau sesaat,” ujar Yadi, 50, salah seorang warga Pajang, Laweyan yang kebetulan melintas di jalan tersebut.
Sementara itu sekitar ratusan mahasiswa dan pelajar yang menggelar aksi di Gedung DPRD Kota Solo diawali dengan longmarch dari Tugu Makutha batas Kota Solo barat-Colomadu, Karanganyar bagian barat.
Baca juga: Demo Di Kantor DPRD Solo, Mahasiswa Se-Solo Raya Sampaikan 6 Tuntutan
Mereka bergerak ke timur menuju Gedung DPRD Kota Solo sejauh kira-kira 400 meter sambil beberapa kali meneriakkan, “Revolusi…, revolusi…, revolusi sampai mati!”
Mereka juga membawa beberapa poster dan spanduk berbagai tulisan. Di antaranya, Pulangkan Jokowi!!, Satu keluarga menghalalkan semua cara untuk berkuasa, Kembalikan kedaulatan rakyat, Jihad yang paling utama ialah meneriakkan kebenaran kepada penguasa dzolim, siapapun yang kalian pilih sebenarnya mereka sama sekali tidak peduli dengan nasib kalian!, Selamatkan Indonesia dan sebagainya.
Sesampai di depan kompleks Gedung DPRD Jalan Adi Sucipto, rombongan peserta aksi secara bergantian berorasi meneriakkan berbagai ketidakpuasan dengan pemerintahan Presiden Jokowi.
Mereka juga mengecam sistem Pilkada yang mereka nilai sarat akal-akalan. Peserta aksi juga mengecam aparat keamanan yang dinilai sangat represif hingga mencederai mahasiswa peserta aksi di Semarang beberapa waktu lalu.
“Apakah demikian tindakan aparat keamanan yang katanya pelindung dan pengayom masyarkat?” teriak salah seorang orator di atas mobil bak terbuka.
Di bagian lain Kapolresta, Solo, Kombes Iwan Saktiadi saat dimintai tanggapan di sela-sela menunggui aksi, berharap aksi di DPRD Kota Solo berlangsung tertib. Karena itu dia berpesan kepada para koordinator lapangan (Korlap) agar mereka menyampaikan pendapat dengan tertib dan tidak anarkistis.
“Kami menyiapkan keamanan sesuai standar operasional prosedur sesuai dengan aturan sudah kami siapkan. Sekali lagi dalam penyampaian pendapat di muka umum bisa berlangsung tertib, tepati waktunya, tidak ada yang menyalahi aturan,” ujar dia sambil menambahkan pihaknya mengerahkan 750 personel aparat keamanan gabungan untuk mengamankan unjuk rasa ini.
Pada bagian lain keberhasilan peserta aksi menduduki Gedung DPRD Kota Solo terjadi setelah terjadi negosiasi antara perwakilan sejumlah anggota DPRD Kota Solo, Kapolresta Solo dan perwakilan demonstran.
Beberapa anggota DPRD yang hadir di antaranya Ketua DPRD Solo, Budi Prasetyo, Suharsono, YF Sukasno, Wahyu, Rheo Y Fernandez, Suwanto, Sagita, Misgiman, Giyatno dan Siti Muslikah semuanya dari PDIP, ditambah Sugeng Riyanto dari PKS.
Hadir juga dalam aksi tersebut pengacara M Taufik yang mencalonkan Walikota Solo melalui PDIP dan Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Solo 2015-2019, Badrus Zaman.
“Kami tadi memang menjalin komunikasi dengan Pak Kapolresta agar teman-teman mahasiswa diperbolehkan masuk ke kompleks Dewan. Bukankah gedung ini milik rakyat juga?” ujar Suharsono.
Karenanya aparat keamanan yang dipimpin Kapolresta Surakarta, Kombes Iwan Saktiadi dan demonstran yang diwakili Teguh sepakat demonstran boleh masuk ke kompleks Gedung Dewan sekitar 10 menit.
Aksi Bakar Ban
Setelah masing-masing pihak tak mempermasalahkan para peserta aksi masuk ke Kompleks DPRD Kota Solo, mereka yang semula berada di luar kompleks Gedung DPRD sejak sekitar pukul 15.30 WIB, selepas azan Maghrib ramai-ramai merangsek masuk ke kompleks DPRD.
Mereka yang terdiri atas para mahasiswa di antaranya dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) serta beberapa pelajar ini duduk-duduk di tangga Gedung Paripurna DPRD Kota Solo sambil meneriakkan aspirasi yang mereka perjuangkan.
Sedangkan Kapolresta yang mengawasi para demonstran duduk di bagian atas mobil water canon yang disiapkan di dekat para demonstran duduk di tangga Gedung Paripurna. Sesuai kesepakatan setelah waktu yang dikompromikan untuk menduduki Gedung DPRD habis, peserta aksi keluar kompleks sambil sesekali meneriakkan kecaman terhadap Jokowi.
Secara keseluruhan aksi yang diikuti ratusan peserta dengan mengenakan busana serba hitam dimulai sejak sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka mulai melakukan orasi bergantian meneriakkan kecaman terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menutup Jalan Adi Sucipto depan DPRD Kota Solo.
Akibatnya arus lalu-lintas kendaraan dialihkan menghindari depan kompleks Gedung DPRD Kota Solo. Selain dipenuhi peserta aksi juga ada pembakaran ban dan sampah.
Arus dari arah timur menuju barat dibelokkan lewat jalan timur Kantor PDAM dan yang dari barat menuju timur dibelokkan di Tugu Makutha ke selatan. (Iskandar)
Komentar