Fatipa Unisri Gelar Pengabdian Masyarakat Di Pati

banner 468x60

Portalika.com [PATI] – Mayoritas tanaman masyarakat Dukuh Tumpang, Desa Porang Paring, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng) tepatnya di lereng bukit Pegunungan Kendeng sangat beragam. Di antaranya tanaman buah seperti sirsak, rambutan, nangka, pisang, alpukat, kemudian jagung serta tanaman cabai.

Siaran pers dari Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta (Solo), Jateng yang diterima belum lama ini menyebutkan produksi yang paling banyak adalah buah sirsak yang harganya sangat murah saat panen raya.

banner 300x250

Terkait itu Tim Pengabdian Mayarakat Fakultas Teknologi dan Industri Pangan (Fatipa) Unisri yang mendapat dana hibah pengabdian masyarakat tentang Pemberdayaan Potensi Masyarakat Desa Porang Paring Melalui Pengembangan Olahan Pascapanen Hortikultura dan Buah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Tahun 2024 mencoba mencarikan solusi.

Baca juga: 6 Negara Hadiri Konferensi Internasional Di Unisri

Tim pengabdian yang dipimpin Dr Nanik Suhartatik, sekaligus Dekan Fatipa Unisri itu mencoba memberi solusi untuk mengatasi buah sirsak yang cepat busuk dan harga murah.

Karena itu tim pengabdian Fatipa mengadakan pelatihan pembuatan selai, kerupuk dan geplak yang semuanya disubstitusi bubur (puree) sirsak. Pelatihan diikuti 20 anggota kelompok tani Kompak yang merupakan kelompok yang mewadahi petani di dukuh tersebut.

Kegiatan tersebut juga difasilitasi oleh Yayasan Yekti Angudi Piadeging Hukum Indonesia (YAPHI). Peserta pelatihan cukup antusias terlibat dalam kegiatan, karena kegiatan bersifat parsipatif yang langsung melibatkan peserta dalam pembuatan produk.

“Selai, kerupuk dan geplak merupakan produk yang memiliki daya awet yang panjang sehingga bisa menjadi alternatif pengawetan buah sirsak, yang selama ini saat panen raya dijual sangat murah, bahkan dibuang,” kata Dr Nanik sambil menambahkan mata pencaharian masyarakat Desa Porang yang berjarak sekitar 25 km dari pusat Kota Pati yang tanahnya cenderung berkapur, sebagian besar sebagai petani. (Iskandar)

Komentar