Menhan RI: Solo Melahirkan Banyak Pemimpin Hebat

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto menghadiri peringatan Hari Veteran Nasional (Harvetnas) di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Kamis (10/8/2023). Prabowo menyampaikan kekagumannya pada sosok Ignatius Slamet Riyadi, mengingat perjuangan besarnya pada peristiwa Serangan Umum Surakartatahun 1949.

Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) memilih UNS sebagai lokasi peringatan Harvetnas 2023. Puncak acara tersebut bertempat di Gedung Auditorium GPH Haryo Mataram UNS. Peringatan tahun Harvetnas 2023 mengangkat tema dengan jiwa, semangat, dan nilai-nilai juang ‘45, LVRI turut serta menyukseskan Pemilu 2024 dan konstitusi untuk melanjutkan pembangunan nasional.

banner 336x280

Menhan menjelaskan bahwa peringatan Harvetnas dimaksudkan untuk mengenang gencatan senjata pada 1949 di Kota Solo. Kota Solo memiliki rekam jejak sejarah dan saksi hidup peristiwa penting dalam merebut kedaulatan NKRI. Salah satu tokoh yang diingat oleh masyarakat Kota Solo adalah Ignatius Slamet Riyadi.

Baca juga: Tingkatkan Kemampuan Pustakawan, UPT Perpustakaan ISI Surakarta Adakan Workshop Turnitin

Melansir dari ikpni.co.id, Slamet Riyadi diangkat menjadi Komandan Brigade V Divisi II dengan pangkat Letnan Kolonel. Untuk menyatukan tenaga perjuangan, ia mengkonsolidasikan kesatuan-kesatuan bersenjata non-TNI yang terdapat di daerah WK I dan menghimpunnya dalam wadah yang disebut Korps Sukarela.

Aksi-aksi gerilya yang dilancarkan pasukan Slamet Riyadi sangat merepotkan pasukan Belanda di sekitar Solo. Prestasi yang sangat monumental diperlihatkan Slamet Riyadi ketika ia memimpin pasukannya melancarkan serangan umum ke Kota Solo menjelang diberlakukannya gencatan senjata pukul 00.00 tanggal 11 Agustus 1949.

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto berorasi di peringatan HUT Legiun Veteran RI di UNS Surakarta. (Portalika.com/humas UNS)

Tujuannya serangan ini untuk merebut posisi-posisi penting sebagai tempat yang dikuasai TNI dalam perundingan gencatan senjata. Serangan itu dilancarkan selama empat hari dari tanggal 7 Agustus dan berakhir beberapa saat sebelum gencatan senjata diberlakukan.

Menhan RI, Prabowo Subianto mengaku mengagumi Slamet Riyadi yang kala itu menjadi komandan brigade di usia yang sangat muda. Prabowo menilai Slamet Riyadi dan pejuang-pejuang Indonesia lainnya telah memiliki rasa tanggung jawab yang besar walaupun masih berusia muda.

“[Menjabat] komandan brigade [usia] 22 tahun, Saudara-saudara. Artinya apa? Bapak-bapak kita waktu itu sangat muda tapi mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Punya jiwa kepemimpinan yang besar,” tutur Prabowo Subianto.

Kekaguman tersebut juga diperlihatkan oleh komandan pasukan Belanda kepada Slamet Riyadi. Hal tersebut tercatat dalam sejarah perundingan yang diadakan antara Slamet Riyadi dan komandan pasukan Belanda di Solo, Kolonel van Ohl, tanggal 11 Agustus 1949.

Komandan Belanda tersebut kagum setelah mengetahui bahwa lawan yang dihadapinya selama ini adalah seorang anak muda yang sebaya dengan anaknya. Perundingan tersebut akhirnya berbuah kesepakatan bahwa daerah-daerah yang dikuasai Belanda akan diserahkan kepada TNI secara bertahap.

Dari sejarah yang diukir Slamet Riyadi dan pejuang Indonesia lainnya, Prabowo Subianto menekankan bahwa bukan hal yang tidak mungkin bagi siapapun untuk menjadi seorang pemimpin di usia muda. Dia mengakui bahwa Kota Solo banyak melahirkan pemimpin hebat.

“Jadi pemimpin kalau usia muda belum tentu tidak bisa. Solo ini juga banyak melahirkan pemimpin-pemimpin hebat,” ujarnya. (Suryono)

Komentar