Pagelaran Wayang Kulit Kresna Meguru Di Peringatan Dies Natalis Ke-47 UNS

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] –  Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar acara pagelaran wayang kulit dengan mengangkat lakon Kresna Meguru. Acara ini diselenggarakan secara luring di Pendapa Javanologi UNS dan disiarkan langsung melalui Youtube Universitas Sebelas Maret, Sabtu malam.

Rektor UNS, Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum, menuturkan usia ke-47 tahun ini, UNS telah memberikan sumbangsih beragam baktinya bagi bangsa dan negara. Selain itu, UNS juga sudah menghasilkan berbagai macam Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (Ipteks) demi mewujudkan daya saing bangsa dan kemajuan pembangunan nasional.

banner 300x250

“Lebih lanjut, dari pagelaran wayang kulit ini juga untuk merealisasikan visi UNS yakni menjadikan UNS sebagai pusat pengembangan Ipteks di tingkat nasional juga internasional dengan berlandaskan pada nilai luhur budaya nasional,” ujar Prof Jamal.

Sebagaimana yang diungkapkan Prof Jamal, wayang merupakan tontonan dan tuntunan yang di dalamnya terkandung sarat akan makna yang mengandung nasihat guna menapak kehidupan lebih baik.

“Oleh karenanya, menghirup pekat semangat Dies Natalis ke-47 ini, UNS kembali gelar pertunjukan wayang kulit dengan mengangkat lakon Kresna Meguru sajian Ki Dr Ir Warseno Slank, MSi,” tambahnya.

Jamal berharap pagelaran wayang kulit yang menceritakan Kresna Meguru dapat diambil hikmahnya.

Portalika.com/dok humas UNS

Ketua Panitia Dies Natalis ke-47 UNS sekaligus Dekan Fakultas Keolahragaan (FKOR) UNS, Dr Sapta Kunta Purnama, MPd, mengungkapkan acara ini untuk melestarikan kebudayaan jawa melalui pagelaran wayang kulit sekaligus menyemarakkan agenda Dies Natalis ke-47 UNS.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan paraga wayang oleh Prof Jamal kepada dalang pagelaran wayang kulit malam ini, Ki Dr Ir Warseno Slank, MSi.

Sementara itu, pagelaran wayang kulit Kresna Meguru ini mengisahkan tentang Raja Dwarawati Prabu Yuda Kala Kresna ingin mempersunting Bathari Supraba sebagai permaisurinya. Dengan tekat yang kuat, kemudian sang Raja menyuruh Patih Kuda Kala Kresna, yang tak lain adalah adiknya sendiri, untuk pergi ke Kayangan Suralaya melamar Bathari Supraba. Namun, niat raja Dwarawati itu sudah diketahui oleh Bathara Guru dan segera memerintahkan Bathara Narada menyiapkan bala tentara Kayangan untuk menggagalkan niat patih Kuda Kresna tersebut. Sayangnya, kekuatan para dewa Kayangan tidak mampu menghadapi Kekuatan utusan Raja Dwarawati.

Selanjutnya, Bathara Naradha diperintahkan mencari “jago” untuk menandingi kekuatan Dwarawati. Tokoh yang dicari itu bernama Narayana. Dalam pencariannya itu, di perjalanan Narada bertemu Narayana yang kebetulan baru turun dari pertapaan Nguntara Segara. Di sana Narayana belajar dan berguru kepada Resi Padmanaba. Berbagai ilmu dan kesaktian telah dipelajari dan dihayati dengan baik. Pada kesempatan inilah, Narayana ingin membuktikan kesaktian semua ilmu yang dipelajari dan sekaligus ingin menunjukkan kemampuannya untuk menyelamatkan Kayangan dari kehancuran menuju kedamaian. (Trianto H Suryono)

Komentar