Portalika.com [BOYOLALI] – Desa Pentur, yang terletak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, telah menjadi pusat perhatian dalam tahun 2023 berkat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) dari Universitas Slamet Riyadi (Unisri), Solo. Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat Desa Pentur, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang peningkatan kreativitas masyarakat dalam upaya pencegahan stunting berbasis bahan pangan lokal.
Peserta KKN PPM Unisri, Yenni Dwi Safitri, Selasa (15/8/2023), menyatakan program KKN PPM merupakan salah satu program yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa universitas untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di wilayah pedesaan, sambil memberikan kontribusi nyata dalam bentuk penelitian, pembelajaran, dan pengabdian.
Tahun ini, KKN PPM Unisri mengambil fokus pada pembuatan tepung mocaf dan tepung biji durian dalam upaya cegah stunting di Desa Pentur.
Baca juga: Pasang Papan Nama Usaha, Strategi Pemasaran Produk Kue Semprong Dukuh Bata
Stunting, kondisi di mana pertumbuhan fisik dan mental anak terhambat akibat kekurangan gizi kronis, merupakan masalah serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, beberapa ahli gizi, peneliti, dan organisasi non-pemerintah telah bergabung untuk mengembangkan strategi pencegahan berbasis bahan pangan lokal.
Oleh karena itu, anggota kelompok 38 KKN Unisei, Surakarta dengan dosen pembimbing lapangan (DPL), Dr Hudi Kurniawanto, SE, MM membuat program kerja individu. Kegiatan berupa sosialisasi dalam pemanfatan hasil pangan lokal dalam upaya pencegahan stunting berfokus pembuatan tepung mocaf dan tepung biji durian.
Kegiatan dilaksanakan di Rumah Ibu Lurah Desa Pentur dan diikuri 25 peserta dari kader posyandu, kader PKK, kader TPK dan masyarakat Desa Pentur.
“Menurut saya, potensi pangan lokal yang ada di Desa Pentur sangat banyak, contohnya tepung mocaf dari singkong dan tepung biji durian dalam upaya pencegahan stunting untuk anak-anak karena kedua bahan tersebut memiliki banyak nutrisi penting yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” ujarnya.
Menurutnya, beberapa program dan inisiatif telah diluncurkan untuk menerapkan pemberian makanan tambahan berbasis singkong dan biji durian dalam diet anak-anak. Inisiatif ini berfokus pada pembuatan tepung mocaf dan tepung biji durian untuk penyediaan makanan yang kaya nutrisi dan mudah diakses oleh masyarakat.
Meskipun inisiatif ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, tetap ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan adalah pendidikan masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan bahan pangan lokal dan cara memasak yang tepat untuk mempertahankan kandungan nutrisi.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi inovasi pengembangan produk dalam upaya pencegahan stunting berbasis bahan pangan lokal, seperti singkong dan biji durian, tidak hanya memiliki potensi untuk mengurangi angka stunting, tetapi juga dapat mengubah paradigma masyarakat terhadap pemahaman tentang gizi dan makanan.
Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, Indonesia dapat mengatasi tantangan gizi dan pertumbuhan anak-anak, serta membawa perubahan positif dalam kesejahteraan generasi mendatang. (Heris)
Komentar