Tingkatkan Literasi Pelajar, IPM Kerja Sama Dengan Kedutaan Amerika

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Guna meningkatkan kapasitas literasi berbagai bidang para pelajar di kalangan Muhammadiyah dan kalangan lainnya, Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) menjalin keja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia.

Peningkatan kapasitas literasi itu di antaranya meliputi segi kepenulisan, literasi membaca serta literasi numerasi dan juga literasi budaya.

banner 300x250

“Kami menerima kerja sama dari Kedutaan Amerika Serikat untuk Indonesia di Jakarta dan kebetulan program kerja ini merupakan program pimpinan pusat Ikatan Pemuda Muhammadiyah di Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan dan juga Bidang Seni Budaya,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) IPM, Riandy Prawita ketika ditemui media seusai acara pembukaan Story: Student Write-Art of Culture and Inclusivity oleh PP IPM di Hotel Solia Yosodipuro, Solo, Jateng, Kamis, 19 Desember 2024 petang.

Baca juga: Antisipasi Pelecehan Seksual, Unisri Kampanyekan Cerdas Bermedsos Di SMA Muhammadiyah 3 Sukoharjo

Menurut Riandy kebetulan kegiatan ini merupakan program kedua – program pertama pada November 2024 – dan diharapkan nanti bisa membuat para pelajar meningkatkan kapasitas dirinya di berbagai inside dari pemateri-pemateri yang luar biasa. Pemateri dari luar Muhammadiyah ini memang ditujukan supaya nanti ada punya cara pendang yang berbeda.

Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini cara pandang para peserta tidak seperti kacamata kuda. Dengan kata lain kegiatan ini mampu membuka cakarawala pandang yang luas.

Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti berfoto bersama dengan panitia saat acara pembukaan Story: Student Write-Art of Culture and Inclusivity oleh PP IPM di Hotel Solia Yosodipuro, Solo, Jateng, Kamis, 19 Desember 2024 petang. (Portalika.com/Iskandar)

Sementara itu Project Manage CLAP Project, Ulima Nabila Adinta mengatakan projek ini di bawah naungan bidang Seni Budaya dan Bidang Pengkajian Ilmu Pengetauan PP IPM. Kegiatannya antara lain workshop, dialog, kelas seni, residensi, festival, panggung terbuka dan juga pameran di tahun depan.

“Jadi ini pelatihan kedua yang kami adakan dan masih banyak lagi pelatihan yang kami adakan yang berakhir Bulan Agustus tahun depan. Peserta ini tersaring melalui beberapa tahapan,” papar dia.

Mereka ada seleksi administrasi dan harus mengisi formulir serta mengirimkan karyanya, ada bentuk tulisan, fotografi, video dan lainnya. Setelah seleksi administrasi ada seleksi wawancara di antaranya termasuk pengetahuan tentang kebudayaan, personal growth yang akan diassesmen sehingga muncul 20 peserta dengan kualifikasi dari keragaman daerah dan juga kekaryaan mereka.

Menurut dia total peserta yang mendaftar kegiatan ini sekitar 60 orang tapi diterima 20 orang. Mereka di antaranya dari Sibolga, Sumatra Utara; Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan; Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya; Brebes dan Klaten, Jateng; DIY; Tangerang Selatan, Banten; Bandung dan Garut, Jabar dan sebagainya.

Project Manage CLAP Project, Ulima Nabila Adinta menjawab pertanyaan awak media saat acara pembukaan Story: Student Write-Art of Culture and Inclusivity oleh PP IPM di Hotel Solia Yosodipuro, Solo, Jateng, Kamis, 19 Desember 2024 petang. (Portalika.com/Iskandar)

Mereka di Solo selama empat hari. Pada Jumat, 20 Desember 2024 ini agenda mereka ada field visit ke Kampung Batik Laweyan, Lokananta, Pasar Legi dan beberapa rumah makan khas di Solo. Mereka akan latihan menulis, observasi dan juga latihian fotografi.

Di hari ketiga mereka akan memproduksi karya secara kelompok dan juga secara individu. “Harapannya mengajak peserta untuk punya campaign di sosial media. Tujuan kegiatan untuk memberdayakan anak muda Indonesia bisa merepresentasikan diri menghargai keberagaman melalui literasi dan budaya,” kata Nabila.

Langkah Strategis
Pada bagiain lain Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti mengapresiasi langkah-langkah program yang diinisiasi IPM, sebab ke depan masyarakat literasi akan menjadi pilihan. Karena itu kalau IPM tidak membangun literasi numerasi sains akan ketinggalan.

“Jadi adalah langkah strategis PP IPM untuk membangun agar masyarakat Indonesia melek teknologi, melek matematika, melek sains dan sebagainya dan ini butuh dukungan teman-teman. Kalau tidak ada yang membaca koranmu nanti profesi wartawan akan tutup. Saya ini masih membaca koran secara fisik lho,” katanya.

Lebih lanjut dia menegaskan dalam bekerja sama Muhammadiyah siap bekerja sama dengan siapa pun baik muslim, nonmuslim, pihak dalam negeri, luar negeri dan sebagainya. Karena memang ini karakter Muhammadiyah, dulu Rumah Sakit PKU beberapa dokternya dari Belanda.

“Sekali lagi ini sudah karakter Muhammadiyan, dengan siapa pun makhluk ciptaan Allah kita kerja sama. Yang penting membawa manfaat untuk masyarakat. Jadi Muhammadiyah eksis sampai 112 tahun karena membawa manfaat bagi masyarakat. Kalau Muhammadiyah tidak ada gunanya maka tidak akan bisa eksis,” tegas dia. (Iskandar)

Komentar