Portalika.com [SOLO] – Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar acara Satu Jam Lebih Dekat. Penyelenggaraan acara tersebut dalam rangka memperingati Hari Asma Sedunia 2023. Kali ini acara tersebut mengusung tema Asthma Care For All.
Acara diselenggarakan secara daring, Selasa, 9 Mei 2023, menghadirkan narasumber Dr Hendrastutik A, dr, SpP(K), MKes, selaku Dokter Spesialis Paru RS UNS dan dr Brigitta Devi Anindita, SpP, selaku Dokter Spesialis Paru RS UNS. Selama penyelenggaraan acara dimoderatori oleh dr Muhammad Aziz Rosidi sebagai Residen Paru FK UNS.
Hendrastutik, selaku dokter spesialis paru RS UNS mengatakan asma merupakan peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan dan hipereaktivitas saluran napas. Asma dapat mengenai semua umur, namun lebih sering pada usia anak dan dewasa muda.
Baca juga: Prof Zudan, Alumnus UNS Dilantik Menjadi Pj Gubernur Sulbar
Gejala asma seperti terjadi batuk, sesak napas, napas berbunyi (mengi) dan dada terasa berat. “Gejala tersebut mempunyai ciri khas seperti, sering kali timbul bila ada faktor pencetus, dapat berulang dan diantaranya ada periode bebas serangan, sering memburuk pada malam hari atau dini hari, dapat reda dengan pengobatan dan terkadang dapat reda tanpa pengobatan,” paparnya.
Sedangkan Brigitta Devi Anindita, selaku dokter spesialis paru RS UNS menambahkan, untuk mencegah dan mengendalikan asma kita bisa menghindari penggunaan kasur dan bantal kapuk, menggunakan kasur dan bantal sintesis, mengganti sprei secara teratur (setidaknya seminggu sekali).
“Kemudian berhenti merokok dan menghindari asap rokok, olahraga teratur, misalnya saja senam asma, berenang, menggunakan masker bila menyapu lantai atau di tempat yang berisko terkena debu atau polusi, menjaga kebersihan perabotan rumah, mengusahakan tidak memakai karpet di dalam rumah atau kamar tidur, patuh dalam menggunakan obat pengontrol yakni teratur sesuai anjuran dokter, menghindari penggunaan kipas angin karena bisa menerbangkan debu, bila menggunakan AC, bersihkan filter secara rutin, penuhi gizi yang cukup dan seimbang,” ujar dr Brigitta.
Asma tidak dapat sembuh, namun dapat dikendalikan agar gejala tidak muncul dan dapat hidup normal. Tanda asma terkendali yaitu dalam 4 minggu terakhir tidak pernah terbangun malam hari karena gejala asma serta gejala asma yang timbul kurang dari dua kali dalam seminggu. Agar asma terkendali gunakan obat asma secara teratur dengan teknik yang benar, obat pereda atau pelega jarang digunakan kurang dari dua kali dalam semingu serta aktivitas tidak terganggu karena asma.
“Jangan lupa untuk tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat ya, serta segera melakukakan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila memerlukan penanganan khusus dalam pengendalian asma,” ujar dr Brigitta. (Trianto H Suryono)
Komentar