Portalika.com [SOLO] – Bakal Calon Walikota Solo, Respati mengunjungi Kampung Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo. Sebelum melakukan blusukan, Respati singgah Salat Maghrib terlebih dahulu di Masjid Al Islam yang terletak di tengah-tengah pemukiman warga, Senin, 16 September 2024 petang.
Usai salat, Respati mulai berjalan untuk menyapa warga. “Permisi Ibu, saya Respati sebagai calon Walikota Solo. Mohon doa restunya agar bisa bermanfaat untuk Solo,” ungkap Respati saat menyambangi rumah-rumah warga.
Respati mampir ke warung warmindo milik salah seorang warga untuk makan malam dan berbincang dengan ibu-ibu setempat.
Baca juga: Serunya Blusukan Respati Di Sangkrah, Borong Jajanan Dan Traktir Wedangan
“Saya pesan indomie ayam bawang sama es kopi saja bu, yang lainnya nanti biar pesan sendiri sesuai kemauan ya bu, nanti dijadikan satu nota saja biar saya yang bayar,” ujar Respati pada Dias, 35 sembari mempersilakan ibu-ibu untuk memesan minuman maupun makanan.
Warga mulai memesan minuman maupun makanan sesuai selera mereka. Sembari menunggu makanan datang, Respati mempersilahkan warga mengungkapkan apa saja masukan atau saran untuk ke depannya.
Respati mulai menceritakan kegiatan hari itu yang begitu padatnya. “Saya hari ini blusukan itu ada 5 titik Ibu, tadi agak terlambat karena di Masjid Ar Raudhah tadi belum boleh pulang sama Habib Novel, beliau ingin saya tetap di sana. Tapi saya katakan bahwa saya harus blusukan bertemu dan menyapa warga kota Solo,” ungkap Respati sembari tertawa kecil.
Warga mulai menyampaikan masukan, “Kalau dari kami mungkin bagian posyandu mas. Dananya kurang jika posyandu dijadikan satu usia 0 sampai 59 tahun dengan dana Rp4 juta per tahun itu sangat sulit untuk kita realisasikan dananya,” ujar kader Posyandu yang juga hadir menemani Respati.
“Sama PKH, Mas, pembagiannya kurang merata dan tidak tepat sasaran, yang berkehidupan cukup malah dapat, yang kebutuhannya kurang malah tidak dapat, mau mengajukan juga sulit sekali,” tambah Dewi, 47 kepada Respati.
“Sistem zonasi juga sangat menyulitkan kami, terutama jenjang SMA. Di kecamatan kami hanya ada 3 sekolah SMA, dengan jarak maksimal 1 km dari sekolah itu sangat sulit sekali mencarikan anak kami sekolah. Anak jadi malas belajar karena sistem zonasi, sekarang yang penting dekat dengan sekolah,” ujar Dina, 25.
Respati mencatat semua keluh kesah warga di buku catatan pentingnya. “Baik, kemarin saat saya blusukan dengan Mas Gibran, sudah saya sampaikan banyak warga yang mengeluh dengan adanya sistem zonasi baik dari SD-SMA. Mas Gibran mengungkapkan nanti akan dikaji ulang, atau ada kemungkinan dihapus lantaran menyulitkan warga,” jelas Respati.
“Untuk PKH besok Desember akan diberhentikan sementara karena transisi dari Presiden lama ke Presiden baru. Secara otomatis saat pemberhentian itu akan ada pendataan ulang dan ibu-ibu yang dirasa membutuhkan dana itu bisa mendaftar ke RT setempat saat pendataan ulang tiba,” Respati.
“Untuk posyandu karena itu dari pusat, komitmen saya akan saya tambah yang namanya Posyandu Plus. Jadi untuk program Posyandu Plus sendiri adalah pelayanan kepada kaum remaja hingga Lansia terutama ibu-ibu muda yang berguna untuk menangani masalah kesehatan mental. Banyak remaja hingga Lansia yang dari luarnya terlihat baik-baik saja, akan tetapi mempunyai masalah dari dalam diri mereka. Kita di sini akan melindungi mereka dan akan melayani mereka dengan bantuan dokter spesialis, psikiater, ataupun psikolog. Jadi kurang lebih seperti itu Ibu,” jelas Respati.
“Wah, bagus itu Mas, cocok banget!” celetuk Dina diikuti semua Ibu-ibu yang hadir.
Bak sedang nongkrong karena kebetulan bertempat di Warmindo, suasana pun sangat cair. Ibu-ibu terlihat enjoy bercerita dengan Respati. Mereka terlihat lega bisa mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini tidak dikeluarkan. (Ariyanto/*)
Komentar