Nikmati Hiburan Keroncong Di Ngarsopura, Respati Kaget Penyanyinya Masih SMA

banner 468x60

Portalika.com [SOLO] – Terdengar suara alunan musik keroncong yang dibawakan penyanyi remaja, Sekar Kalyana Pramudya, saat calon Walikota Solo nomor urut 2, Respati Ardi bersama istrinya, Venessa Winastesia, tiba di kawasan Ngarsopuro, Jalan Diponegoro, Solo, Kamis, 24 Oktober 2024.

Sekar Kalyana Pramudya tampil di Keroncong Ngarsopuro membawakan lagu Putri Solo yang pernah dipopulerkan penyanyi keroncong terkenal, Sundari Soekotjo. Lagu yang dirilis pada tahun 2008 merupakan single keempat dalam album Emas Keroncong Sundari Soekotjo.

banner 300x250

Sekar Kalyana Pramudya, merupakan pelajar dari SMAN 1 Solo, menyanyi keroncong sejak usia Taman Kanak-Kanak (TK) dan hingga saat ini sudah sekitar 13 tahun menggeluti dunia musik keroncong.

Baca juga: Respati Apresiasi JCI Sebagai Organisasi Yang Konsisten Pada Kepemimpinan Muda

“Saya belajar bersama seniman-seniman keroncong di Solo, latihan di Baronada di daerah Baron, Laweyan bersama Orkes Keroncong Barona. Biasanya saya lebih ke keroncong jenaka, seperti Ayo Nguyu, Jangkrik Gengong, Sarinah,” ungkap pelajar SMAN 1 Solo tersebut.

Menurut Sekar Kalyana membawakan lagu-lagu keroncong yang jenaka di selasar Ngarsopuro, lebih mudah mendapatkan perhatian, apalagi di pinggir jalan pasti banyak yang lewat di kawasan tersebut.

Portalika.com/Ariyanto

“Menurut saya kalau lagu-lagu jenaka itu bisa membuat orang lain bahagia juga apalagi di pinggir jalan seperti ini biar menarik atensi orang yang lewat,” kata Sekar Kalyana Pramudya.

Sebagai generasi muda, yang masih duduk di kelas 1 SMA, Sekar Kalyana berharap generasi muda juga turut melestarikan keroncong.

“Harapannya adanya keroncong di Ngarsopuro, bisa menarik perhatian dan menggaet anak-anak muda jaman sekarang untuk terus melestarikan budaya keroncong di Kota Solo,” tandas dia.

Respati Ardi yang juga merupakan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo, mengapresiasi penyanyi keroncong muda yang masih duduk di kelas 1 SMA itu.

“Tadi saya datang pas Mbak Sekar, pas nyanyi, dalam bayangan saya, keroncong itu identik dengan yang sepuh-sepuh. Tapi ternyata ada anak muda kelas 1 SMA yang suaranya bagus banget dan mempunyai impian yang luar biasa bisa mempromosikan keroncong ke internasional,” kata Respati Ardi.

Portalika.com/Ariyanto

Di selasar Ngarsopuro tersebut, tak hanya menyajikan musik keroncong saja, tetapi  juga ada musik rock and roll (Ngarsopurock) tiap Selasa malam dan musik jazz (Jazz Triwindu) tiap Senin malam.

“Tidak hanya hari Kamis saja ya, di sini hari tiap Senin malam ada jazz, Selasa malam ada rock and roll, memang beraneka ragam, biar koridor Ngarsopuro ini, benar-benar diaktifkan sebagai seni pertunjukkan,” ujar Respati Ardi.

Bendahara Keroncong Ngarsopuro, Endang Sukarni, menanggapi positif adanya generasi muda yang menyukai keroncong bahkan ikut menyanyi keroncong serta melestarikan musik keroncong.

“Ya, justru di situlah letaknya, kita perlu menghidupkan keroncong di sini. Karena kita juga gak kenal, mereka tahu mereka datang dan mereka ingin menyanyi. Jangankan anak SMA, kemarin ada yang datang itu anak SD. Akhirnya tiap hari Kamis malam, pas longgar mereka ke sini juga. Yang saya tahu yang menyanyi di sini dari umur 7 tahun hingga 73 tahun semua bisa kumpul di sini,” ungkap Bendara Keroncong Ngarsopuro, Endang Sukarni,

Endang Sukarni, mengungkapkan nama Keroncong Ngarsopuro adalah dari Orkes Keroncong Seroja dengan penyanyi dirinya sendiri dan Ayu Mena yang juga selaku MC.

“Keroncong Ngarsopuro ini sebenarnya dari Orkes Keroncong Seroja, tapi karena main di sini dan masyarakat sekitar banyak yang ikut akhirnya kita beri nama Keroncong Ngarsopuro, karena di depan Mangkunegaran. Keroncong di sini kita sediakan untuk mereka yang menyanyi dan nostalgia untuk yang tua, yang muda jadi banyak sekali,” kata Endang Sukarni.

Sedangkan untuk perlengkapan dan fasilitas pendukung Keroncong Ngarsopuro tersebut disediakan dari Kelurahan Keprabon dengan penyanyi yang kebanyakan warga Keprabron

“Harapannya ini bisa lanjut, karena saya melihat segi positifnya, pernah ada yang sakit stroke, tidak bisa pegang mike, akhirnya dia nyanyi, bisa jalan, bisa pegang mike. Dan yang lama tidak ketemu bisa bertemu di sini. Ada yang dari Ternate, Boyolali, Pacitan yang njagong di sekitar sini, akhirnya mampir di sini dan akhirnya kalau pergi-pergi kemana gitu, kita jadi tambah saudara,” kata dia.

Tak hanya warga Solo dan sekitarnya yang menikmati Keroncong Ngarsopuro, dari keluarga Pura Mangkunegaran juga terkadang mampir di Ngarsopuro untuk menikmati alunan musik keroncong.

“Bahkan dari keluarga Mangkunegara ke sini pasti menghampiri kita, kemarin kakaknya Mas Paundra. Tahu-tahu ke sini minta lagu Caping Gunung,” kata  Endang Sukarni.

Menikmati keroncong kurang lengkap jika tidak “ditemani” dengan Wedang Ronde ataupun Wedang Asle. Respati Ardi pun memesan minuman khas Solo tersebut di halaman Kelurahan Keprabon yang menyedikan aneka kuliner usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Keroncong Ngarsopuro mulai digelar pukul 20.00-hingga pukul 23.00. Sedangkan untuk lagu-lagu langgam Jawa ataupun keroncong Jawa ditampilkan mulai  pukul 20.00-22.00, lagu-lagu baru biasanya dimulai pukul 22.00-23.00 WIB.

Sebelum di Ngarsopuran, Respati menghadiri acara ramah tamah dan makan siang bersama sejumlah warga sekitar Nusukan di Rumah Makan Kemuning, Nusukan, Banjarsari, Solo

“Kami hari ini mendapat undangan makan siang dari Pak Respati, tidak hanya makan tetapi nanti juga akan ada acara ramah tamah  kecil-kecilan untuk membicarakan bagaimana keluhan warga yang didominasi oleh UMKM sekitar sini,” ujar Setya, warga setempat saat mencicipi hidangan sembari menunggu kehadiran Respati.

Tidak hanya pengunjung lain, tetapi karyawan dan petugas parkir sontak kaget, lantaran kehadiran Respati di lokasi rumah makan. Usai berkenalan dan berfoto dengan beberapa pengunjung, Respati mulai mengambil hidangan yang tersedia. “Hari ini kita makan siang bersama warga. Ini saya ambil sayur namanya terserah lo deh, kelihatan enak sekali kalau diberi gorengan bakwan,” guyon Respati sembari mengambil sayur lodeh dan lauk lainnya.

Di tengah makan siang, Respati dihampiri tiga pemuda yang mengucapkan terima kasih, “Mas, makasih banyak ya sudah memberi rejeki kepada kami. Tadi lagi ngamen di luar, terus dipersilakan makan siang gratis. Semoga menjadi Walikota Solo, ini izin kami bungkus untuk orang tua kami di rumah,” ujar Krisna bersama dua teman lainnya yang kebetulan sedang mengamen di rumah makan tempat Respati beramah tamah. (Ariyanto/*)

Komentar