Portalika.com [TRENGGALEK, JAWA TIMUR ] – Guna mendukung penuh upaya swasembada pangan nasional yang dicanangkan pemerintah pusat, Wakil Bupati Trenggalek, Syah Mohamad Natanegara bersama jajaran Forkopimda Trenggalek menanam bibit jagung, Selasa, 21 Januari 2025.
Penanaman bibit jagung secara simbolis dilakukan di lahan depan Mako Polres Trenggalek. Untuk swasembada jagung, Pemkab Trenggalek sendiri ditargetkan untuk menanam jagung dilahan seluas 7.773 hektare.
Polres Trenggalek menjadi pendamping pemerintah kabupaten untuk mewujudkan swasembada jagung ini hingga panen nanti.
Baca juga: Bupati Trenggalek Ramaikan Trenggalek Economic Run 2024, Peserta Membludak
Sebagai Wakil Kepala Daerah di Trenggalek, Wabup Syah sangat mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional. Karena menurutnya “swasembada pangan selain mampu menyediakan kebutuhan pangan sendiri, ini dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Terhubung secara daring zoom meeting bersama Kapolri dan juga Menteri Pertanian, Wabup Syah optimis dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI-Polri, swasembada pangan nasional ini bisa terwujud dan Trenggalek bisa mendukung program pemerintah pusat ini.
Dalam zoom meeting tersebut dilakukan dialog upaya meningkatkan produksi jagung nasional, optimalisasi lahan tidur, dan penerapan teknologi modern dalam pertanian. Dan juga pembagian Alsintan oleh Menteri Pertanian untuk mendukung program ini.
Hadir langsung mendampingi Wakil Bupatinya, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek, Imam Nurhadi. Dia menjelaskan untuk Jagung, Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek didampingi Polri dalam hal ini Polres Trenggalek untuk menuju swasembada pangan.
“Kemudian untuk padi kami didampingi TNI dalam hal ini Kodim 0806 Trenggalek. Jadi kita untuk jagung pendampingan dengan Polres Trenggalek di target 7.773 hektare. Alhamdulillah di awal tahun ini sudah clear. Kita terpenuhi semua karena luas lahan kita berkisar di angka 12.500 hektare.
Artinya target di Trenggalek sudah clear di awal tahun ini. Kemudian kedepan sampai dengan akhir tahun 2025 bisa menuju swasembada pangan itu.
Untuk padi, ujarnya, dikonsentrasikan di sawah-sawah terutama yang termasuk pada Lahan Baku Sawah (LBS). Atau sawah-sawah, terutama yang teknis harapannya tidak ada produksi jagung yang masuk di situ.
‘Sesuai arahan pemerintah pusat, untuk sawah kita fokus ke padi. Target kita cukup besar, 30.005 hektare atau sekitar 30 ribu hektare dalam kurun satu tahun. Sedangkan luas sawah kita sekitar 12 ribu hektare,” jelasnya.
Artinya apa, indeks pertanaman di Tremggalek harus menuju ke 2,5 lebih atau menuju ke 3. “Maka dari itu kita harus meningkatkan indeks pertanaman kita sampai dengan akhir tahun ini. Kalau bisa mendekati 2,5 atau mendekati 3 Indeks Pertanaman kita, atau 3 kali tanam,” katanya.
Untuk mengantisipasi cuaca yang tidak mendukung seperti kekeringan, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan ini menerangkan untuk padi kami akan mengambil air-air yang ada di sekitar. Mungkin dari sungai dengan membantu pompa misalnya. Kemudian kalau tidak ada kita bor dan ada bantuan nanti perpompaan, artinya kita bantu perpompaan.
Kemudian juga ada perpipaan, ini memanfaatkan gaya gravitasi memompa air menuju ke sawah. Selanjutnya ada irigasi air tanah, akan mengambil air tanah dengan sumur dalam. Supaya sumur dangkal atau air permukaan itu tidak terganggu.
“Jadi yang kita ambil diatas 60 sampai 100 meter di bawah permukaan tanah. Kira-kira itu,” tandas pria ini. (Rudi Sukamto)
Komentar